Idrus Marham Puji Langkah Prabowo Undang Tokoh Kritis untuk Berdialog

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 13 April 2025 | 10:33 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham. (BeritaNasional/Elvis).
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham. (BeritaNasional/Elvis).

BeritaNasional.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Idrus Marham menyambut positif ajakan Presiden Prabowo Subianto untuk duduk semeja dengan sejumlah tokoh kritis. Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan kepemimpinan otentik yang terbuka terhadap dialog dan perbedaan pandangan.

Idrus menilai, ajakan dialog dengan para pemikir kritis seperti Rocky Gerung merupakan langkah visioner yang patut diapresiasi. 

"Ini mencerminkan sikap besar seorang pemimpin yang tidak alergi terhadap kritik, tapi justru merangkulnya demi memperkaya kebatinan dan rasionalitas keindonesiaan," kata Idrus, Minggu (13/4/2025).

Idrus pun menambahkan bahwa duduk semeja dengan tokoh-tokoh kritis tidak akan menimbulkan kesadaran mereka, tapi justru mempertajamnya. 

“Prabowo paham, dialog itu jalan terbaik untuk mempertemukan intuisi kebangsaan dan rasionalitas intelektual. Ini bukan soal kompromi politik, tapi soal membangun visi bersama,” tegasnya.

Langkah Prabowo mengundang tokoh kritis, menurut Idrus, juga menunjukkan kepekaan intelektualnya sebagai pemimpin. Ia tidak ingin kritik hanya  menjadi arena ghibah, tapi menjadi ruang progresif yang berorientasi pada solusi nyata.

“Bangsa ini adalah keluarga besar. Semua elemen, apapun posisinya, harus diajak bersama membangun. Dialog adalah fondasi utama dalam membangun bangsa yang bermartabat,” pungkas Idrus.

Hal senada disampaikan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Ia menilai ajakan Prabowo sebagai fondasi penting bagi terciptanya iklim dialogis yang sehat, transparan, dan solutif. 

"Ini bukan sekadar gesture politik, tapi pendidikan politik yang sangat bagus untuk bangsa. Kita diajak membangun tradisi intelektual yang egaliter dan bertanggung jawab," ujar Bahlil.

Menurut Bahlil, kritik bukan berarti umpatan. Kritik harus punya orientasi solusi, bukan pelampiasan emosi. 

“Jangan sampai kita keliru membedakan kritik dengan ujaran kebencian. Kritik yang solutif bisa mendorong kemajuan, tapi kalau hanya emosional, itu tidak produktif,” lanjutnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: