7 Musim Bertahan, PSIS Akhirnya Terdepak dari Liga 1

Oleh: Harits Tryan
Selasa, 13 Mei 2025 | 08:31 WIB
PSIS Semarang. (Foto/LIB)
PSIS Semarang. (Foto/LIB)

BeritaNasional.com - PSIS Semarang dipastikan menjadi tim pertama yang terdegradasi dari kompetisi BRI Liga 1 musim 2024/25. Kepastian ini terjadi usai Semen Padang FC meraih satu poin dalam laga pekan ke-32 saat bermain imbang 1-1 melawan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo, Minggu (11/5/2025) malam.

Hasil imbang tersebut membuat Semen Padang kini mengoleksi 32 poin dari 32 pertandingan. Sementara itu, PSIS Semarang yang berjuluk Mahesa Jenar, baru mengumpulkan 25 poin dari jumlah pertandingan yang sama.

Dengan hanya menyisakan dua laga lagi, PSIS secara matematis sudah tidak mungkin mengejar perolehan poin Semen Padang. Jika pun mampu meraih dua kemenangan tersisa, maksimal poin yang bisa diraih PSIS hanyalah 31 masih terpaut satu angka dari tim di posisi ke-15.

Ini berarti PSIS menjadi tim pertama yang resmi terdegradasi ke Liga 2 musim depan, sementara dua slot degradasi lainnya masih menunggu kepastian.

Kiprah PSIS di kasta tertinggi sepak bola Indonesia dimulai sejak promosi dari Liga 2 ke Liga 1 pada musim 2018. Pada musim debutnya, PSIS finis di peringkat ke-10. Musim berikutnya di 2019, posisi PSIS menurun ke peringkat 14.

Prestasi sempat membaik pada BRI Liga 1 2021/22 ketika mereka menempati peringkat ke-7. Namun pada musim 2022/23, performa tim menurun dan hanya mampu finis di urutan ke-13. Pencapaian terbaik mereka justru datang di musim 2023/24, ketika berhasil menembus posisi ke-6 klasemen akhir.

Sayangnya, performa PSIS mengalami penurunan drastis pada musim ini. Meski sempat berada di posisi ke-7 pada pekan ke-4, grafik permainan tim terus menurun hingga terdampar di dasar klasemen pada pekan ke-32. Lebih buruk lagi, PSIS belum meraih kemenangan dalam 12 laga terakhir dengan catatan 8 kekalahan dan 4 hasil imbang.

Degradasi ini menandai akhir dari perjalanan PSIS Semarang selama tujuh musim beruntun di Liga 1.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: