Tesla Kalah dalam Gugatan Kecelakaan Maut di Florida AS

BeritaNasional.com - Juri di Miami pada Jumat (1/8/2025) memutuskan bahwa sistem Autopilot Tesla bertanggung jawab atas kecelakaan fatal yang terjadi pada 2019.
Dilansir dari Xinhua News pada Sabtu (2/8/2025), putusan ini menjadi yang pertama kalinya dan menyoroti kekhawatiran yang kian meningkat tentang keamanan teknologi kendaraan swakemudi. Keputusan ini juga berpotensi memicu gelombang tuntutan serupa terhadap produsen mobil di seluruh dunia.
Berdasarkan dokumen pengadilan, Tesla diwajibkan membayar ganti rugi sebesar 242,6 juta dolar AS. Rinciannya, 42,6 juta dolar untuk kompensasi rasa sakit dan penderitaan korban, serta 200 juta dolar sebagai ganti rugi hukuman.
Tragedi bermula saat mobil Tesla yang dikemudikan oleh George McGee menabrak mobil lain di Florida. Insiden ini menewaskan Naibel Benavides Leon (22) dan melukai pacarnya, Dillon Angulo, secara parah.
Meskipun McGee mengaku saat itu sedang teralihkan oleh ponselnya, juri menilai Tesla juga memiliki 33 persen andil kesalahan. Mereka berpendapat, sistem Autopilot cacat karena dapat digunakan di jalan yang tidak seharusnya tanpa peringatan atau perlindungan yang memadai.
Tanggapan Tesla dan Penyelidikan Regulator
Menanggapi putusan ini, Tesla mengeluarkan pernyataan yang menyebut keputusan tersebut keliru dan hanya akan menghambat inovasi keselamatan otomotif. Pihak perusahaan menyatakan akan segera mengajukan banding.
Sejak memperkenalkan fitur Autopilot pada tahun 2015, Tesla memang telah menghadapi pengawasan ketat. Regulator AS telah menyelidiki beberapa kecelakaan yang melibatkan fitur ini.
Pada Oktober 2024, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) membuka penyelidikan terhadap sistem Full Self-Driving Tesla menyusul empat kecelakaan dalam kondisi jarak pandang buruk, termasuk satu kasus yang menewaskan pejalan kaki.
Penyelidikan lain pada April 2024 menganalisis 467 kecelakaan Autopilot yang mengakibatkan 54 korban luka. Akibatnya, lebih dari 2 juta kendaraan ditarik kembali untuk peningkatan peringatan pengemudi.
Pada Januari 2025, pemerintah AS meluncurkan penyelidikan terhadap 2,6 juta mobil Tesla terkait fitur mengemudi jarak jauh setelah empat kecelakaan dilaporkan.
Di sisi lain, Departemen Kendaraan Bermotor California juga menuduh Tesla melakukan iklan menyesatkan dengan menggunakan istilah "Autopilot" dan "Full Self-Driving". Departemen ini bahkan berupaya menangguhkan izin penjualan kendaraan Tesla di negara bagian tersebut selama minimal 30 hari.
Para analis hukum menilai putusan juri pada Jumat lalu sebagai momen penting, karena ini adalah putusan besar pertama terhadap Tesla atas kasus kematian pihak ketiga.
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 9 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 10 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu