Inggris Larang Ekspor Gamepad ke Rusia, Cegah Penggunaan untuk Drone Ukraina

Oleh: Tarmizi Hamdi
Jumat, 25 April 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi gamepad. (Foto/Freepik)
Ilustrasi gamepad. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Pemerintah Inggris tegas melarang ekspor controller video game (gamepad) ke Rusia. 

Dilansir dari BBC pada Jumat (25/4/2025), keputusan ini diambil karena adanya kekhawatiran bahwa perangkat tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk mengoperasikan pesawat tak berawak (drone) yang digunakan Rusia dalam serangan ke Ukraina.

Kebijakan ini merupakan bagian dari sekitar 150 sanksi perdagangan baru terhadap Rusia yang diumumkan oleh Kantor Luar Negeri Inggris pada Kamis.

Langkah serupa sebelumnya juga telah diterapkan oleh Uni Eropa terhadap video game dan joystick.

Selain itu, Inggris memperluas larangan ekspor terhadap barang-barang teknologi lain yang memiliki potensi penggunaan di sektor pertahanan dan energi Rusia. 

Barang-barang tersebut meliputi perangkat lunak yang digunakan untuk eksplorasi sumur minyak dan gas baru, serta berbagai komponen elektronik dan mesin yang dapat digunakan dalam sistem persenjataan.

Menteri Luar Negeri Inggris Stephen Doughty menegaskan langkah ini bertujuan untuk mencegah penggunaan konsol game untuk tujuan mematikan di Ukraina.

"Konsol game tidak akan lagi digunakan untuk membunuh di Ukraina," tegas Menteri Doughty.

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa pemerintah Inggris tidak akan membiarkan Rusia memanfaatkan pasar Inggris untuk mendukung upaya perangnya dengan mengubah barang-barang yang tampak tidak berbahaya menjadi alat peperangan.

"Putin mengira ia dapat menggunakan pasar Inggris untuk meningkatkan upaya perangnya, membeli barang-barang yang tidak berbahaya dan mengubahnya menjadi alat perang, tetapi Inggris mengungkap dan mengambil tindakan terhadap perdagangan jahat ini. Tindakan hari ini mengekang perdagangan gelap Rusia dan merampas barang-barang yang sangat dibutuhkan Putin untuk melancarkan perang biadabnya," imbuhnya.

Menteri Doughty juga menyoroti pemotongan pendapatan energi Rusia akan signifikan dalam melemahkan pendanaan perang Putin. 

"Dan, tindakan keras baru kita juga akan melemahkan mesin militer Rusia. Sanksi ekspor baru berarti Putin tidak akan bisa lagi memperoleh teknologi khusus yang digunakan untuk memproduksi persenjataan bagi perang ilegalnya," katanya.

Paket sanksi terbaru ini merupakan bagian dari upaya yang lebih luas oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa untuk memberikan tekanan kepada Rusia sebagai respons terhadap invasinya ke Ukraina sejak tahun 2022. 

Sanksi ekonomi dipandang sebagai salah satu cara untuk menghentikan tindakan agresif atau pelanggaran hukum internasional oleh suatu negara.

Dalam perkembangan terpisah, Inggris juga mengecam keras serangan rudal Rusia di Kyiv yang terjadi pada Kamis malam, yang mengakibatkan sembilan orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. 

Serangan ini terjadi sehari setelah pertemuan antara pejabat Ukraina, AS, Inggris, dan Eropa di London untuk membahas potensi gencatan senjata di Ukraina.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy melalui akun X-nya menyampaikan keprihatinannya atas serangan tersebut, terutama karena terjadi saat para menteri Ukraina berada di London untuk mencari jalan menuju perdamaian.

"Ketika para menteri Ukraina berada di London untuk berupaya mencapai perdamaian, Rusia yang dipimpin (Presiden Vladimir) Putin menyerang rakyat Ukraina," tandas Lammy.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: