Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana, 5 Juni 2025

BeritaNasional.com - Mengawali bulan Juni 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum sejumlah kejadian bencana yang terjadi di tanah air hingga Kamis (5/6/2025).
1. Angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Jember Jawa Timur, pada Rabu (4/6/2025) pukul 07.00 WIB, menyebabkan kerusakan fisik dan menelan korban jiwa. Kejadian ini terjadi di Desa Baletbaru, Kecamatan Sukowono. Salah satu warga, Kamsiah (61 tahun), meninggal dunia akibat tertimpa bangunan dapur yang roboh. Dapur tersebut diketahui sudah dalam kondisi rapuh sebelum kejadian.
Selain menyebabkan satu korban jiwa, angin kencang juga merobohkan satu unit kandang sapi milik warga di lokasi yang sama. Tidak ada laporan tentang hewan ternak yang turut menjadi korban. Kerusakan material tercatat berupa satu dapur rumah warga yang mengalami rusak berat serta kandang sapi yang terdampak.
Sebagai respons cepat, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jember segera melakukan asesmen, kaji cepat, serta berkoordinasi dengan perangkat desa setempat. Tim juga telah menyalurkan bantuan logistik untuk meringankan beban keluarga terdampak. Bantuan tersebut meliputi paket sandang, kebersihan, sembako, kasur dan tikar lipat, terpal, makanan siap saji, lauk pauk, biskuit, perlengkapan bayi, hingga alat masak dan makan.
BPBD juga mengerahkan tim Jitupasna untuk melakukan penilaian kerugian dan kebutuhan pascabencana. Hingga sore hari, korban telah dimakamkan dan bangunan dapur yang roboh belum mendapatkan perbaikan.
Dalam penanganan darurat ini, unsur yang terlibat meliputi BPBD Kabupaten Jember, Muspika, perangkat desa, serta partisipasi aktif dari masyarakat setempat. Pemerintah daerah melalui BPBD mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.
2. Sementara itu, di wilayah lainnya, intensitas hujan yang tinggi juga memicu bencana lonsor, kali ini berupa kerusakan infrastruktur akibat amblasnya jembatan di Kabupaten Trenggalek. Rabu, (4/6/2025) sekitar pukul 22.15 WIB, terjadi bencana alam berupa amblasnya jembatan penghubung antara Desa Bangun dan Desa Bendoroto, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek.
Kejadian ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut sejak pukul 19.00 WIB. Intensitas hujan yang cukup tinggi menyebabkan aliran sungai meningkat dan menggerus struktur pondasi jembatan, yang memiliki lebar 3 meter dan panjang 23 meter, hingga akhirnya ambruk.
3. Kejadian serupa juga terjadi di wilayah Kecamatan Watulimo pada Kamis (5/6), tepatnya di Desa Prigi dan Tasikmadu.
Hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang berlangsung sejak pukul 20.00 WIB pada malam sebelumnya menyebabkan banjir setinggi 50 sentimeter yang melanda dua desa tersebut. Kondisi air saat ini telah surut, namun kerusakan ringan pada infrastruktur masih dalam pendataan. Tak hanya banjir, hujan yang berkepanjangan juga mengakibatkan tanah longsor di beberapa titik strategis di Kecamatan Watulimo.
Di Desa Sawahan, tanah longsor dan pohon tumbang menutupi sebagian badan jalan provinsi (Jalur Durenblondot). Meski sudah ditangani sementara, arus lalu lintas hanya bisa dilalui secara bergantian (buka-tutup). Di Gemaharjo, longsor di jalur alternatif Thukul juga menutup sebagian jalan, namun masih dapat dilalui kendaraan dengan kehati-hatian tinggi.
BPBD Trenggalek bersama perangkat desa telah melakukan peninjauan lokasi terdampak dan terus memberikan peringatan kepada masyarakat setempat untuk tetap siaga menghadapi potensi bencana lanjutan. Pemantauan cuaca dan kondisi lapangan akan terus dilakukan secara berkala guna meminimalisir risiko lebih lanjut.
4. Di samping peristiwa di Jawa Timur, bencana hidrometeorologi juga terjadi di wilayah timur Indonesia, tepatnya di Kabupaten Raja Ampat Papua Barat Daya.
Bencana tanah longsor melanda Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, tepatnya di Komplek Perumahan Kodim Waisai, Distrik Waigeo Selatan, Desa Waisal, pada Senin dini hari, (2/6) pukul 01.00 WIT.
Peristiwa ini terjadi akibat cuaca ekstrem yang melanda wilayah tersebut dalam durasi cukup panjang, menyebabkan kondisi tanah menjadi jenuh air dan tidak mampu menahan beban di lereng yang curam.
Tanah longsor tersebut memiliki dimensi cukup besar, yakni lebar 15 meter, tinggi 30 meter, dan panjang mencapai 39 meter. Akibat kejadian ini, sekitar 15 kepala keluarga terdampak langsung. Total 15 unit rumah mengalami kerusakan dengan berbagai tingkat keparahan.
BPBD Kabupaten Raja Ampat segera melakukan langkah tanggap darurat dengan melaksanakan assessment dan kaji cepat di lokasi kejadian. BPBD juga berkoordinasi secara intensif dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan penanganan dan perlindungan bagi warga terdampak dilakukan secara cepat dan tepat.
Hingga kini, proses perbaikan rumah-rumah terdampak masih terus berlangsung. Tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa ini, namun warga yang terdampak telah mendapatkan perhatian dan penanganan dari pemerintah daerah.
BNPB mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan tanah longsor yang masih berpotensi terjadi.
Segera cari tempat aman jika muncul tanda-tanda bencana dan ikuti arahan dari BPBD atau aparat setempat. Utamakan keselamatan dan tetap siaga.
GAYA HIDUP | 17 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 20 jam yang lalu