Pengiriman Mobil Tesla Turun 13,5% di Q2 2025, Saham Merosot Tajam

BeritaNasional.com - Produsen mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla, mencatat penurunan signifikan dalam pengiriman kendaraan pada kuartal kedua tahun 2025. Berdasarkan data resmi perusahaan yang dirilis Rabu (2/7/2025), total unit yang dikirim hanya mencapai 384.122 kendaraan, turun 13,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 443.956 unit.
Ini menjadi penurunan kuartalan kedua secara berturut-turut di tahun ini, menunjukkan tantangan berkelanjutan bagi Tesla dalam mempertahankan pertumbuhan di tengah pasar yang semakin kompetitif.
Produksi Turut Melemah, Saham Tesla Tertekan
Selain pengiriman yang menurun, produksi kendaraan Tesla juga sedikit merosot menjadi 410.244 unit, dibandingkan 410.831 unit pada kuartal kedua tahun sebelumnya.
Kondisi ini turut berdampak pada performa saham perusahaan. Hingga penutupan perdagangan Selasa, saham Tesla tercatat turun sekitar 26% sepanjang tahun 2025, menjadikannya sebagai saham dengan performa terburuk di antara kelompok teknologi elit yang dikenal sebagai “Magnificent Seven”. Akibat penurunan tersebut, kapitalisasi pasar Tesla kini berada di bawah angka $1 triliun.
Persaingan dari Produsen EV Cina Semakin Ketat
Salah satu penyebab utama dari penurunan performa Tesla adalah persaingan ketat dari produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, yang menawarkan model lebih baru dengan harga lebih terjangkau.
Hal ini menyebabkan sebagian konsumen beralih dari merek Tesla ke alternatif yang lebih ekonomis dan inovatif.
Tekanan Politik dan Kontroversi Elon Musk
CEO Tesla, Elon Musk, juga menghadapi tantangan politik yang kian besar. Dukungan finansial terbukanya terhadap Presiden Donald Trump dalam pemilu presiden AS terakhir memicu berbagai aksi protes anti-Tesla di sejumlah kota besar. Kontroversi ini berdampak pada citra merek dan berpotensi memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Musk sebelumnya juga terlibat aktif dalam inisiatif pemerintahan Trump melalui lembaga Department of Government Efficiency (DOGE), yang bertujuan mengecilkan peran lembaga federal, terutama regulator yang mengawasi perusahaan-perusahaannya. Namun, keterlibatannya di DOGE resmi berakhir pada Mei lalu.
Hubungan Musk dan Trump kini dikabarkan memburuk setelah Musk mengkritik rancangan undang-undang anggaran pemerintah. Sebagai respons, Trump menyatakan bahwa Musk “mungkin akan pulang ke Afrika Selatan” jika subsidi federal untuk kendaraan listrik dipangkas.
Bahkan, Presiden AS tersebut mengatakan akan menyelidiki subsidi yang diterima oleh perusahaan-perusahaan Musk dan mempertimbangkan tindakan hukum lebih lanjut melalui DOGE.
HUKUM | 19 jam yang lalu
HUKUM | 18 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 21 jam yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu