Tarif Impor 30 Persen AS terhadap Uni Eropa Picu Kemarahan dan Seruan Balasan

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 13 Juli 2025 | 18:00 WIB
Komoditas ekspor. (Foto/Pixabay)
Komoditas ekspor. (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Pengumuman mengejutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Sabtu(12/7/2025) mengenai pengenaan tarif impor 30 persen pada ekspor Uni Eropa (UE) telah memicu gelombang kemarahan dan desakan respons bersatu di seluruh blok tersebut. 

Para pejabat dan pemimpin industri menuntut tindakan tegas di tengah berlanjutnya pembicaraan perdagangan.

Tarif yang akan berlaku mulai 1 Agustus ini menargetkan impor dari Uni Eropa. Trump membenarkan langkah ini sebagai koreksi terhadap hubungan perdagangan yang ia sebut "jauh dari timbal balik."

Dilansir dari Xinhua News pada Minggu (13/7/2025), Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen memperingatkan bahwa tarif tersebut akan "mengganggu rantai pasokan transatlantik sehingga merugikan bisnis, konsumen, dan pasien di kedua sisi Atlantik. 

Meski menekankan komitmen UE terhadap solusi negosiasi, ia menegaskan bahwa blok tersebut akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan Uni Eropa, termasuk penerapan tindakan balasan yang proporsional jika diperlukan.

Para anggota parlemen Eropa dan pemimpin nasional menunjukkan kekesalan dengan mendesak segera melakukan tindakan balasan.

Bernd Lange, ketua komite perdagangan internasional Parlemen Eropa, menyebut surat AS itu "tidak sopan dan merupakan tamparan di wajah" setelah berminggu-minggu negosiasi. 

Ia mendesak Uni Eropa untuk memulai tindakan pembalasan pada Senin (14/7/2025) dengan menyatakan bahwa masa penantian telah berakhir.

Presiden Dewan Eropa Antonio Costa mengatakan tarif akan mendorong inflasi, memicu ketidakpastian, dan menghambat pertumbuhan. 

"Uni Eropa tetap teguh, bersatu, dan siap melindungi kepentingan kami," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan sangat tidak setuju dengan langkah AS. Ia menekankan bahwa Uni Eropa harus mempercepat persiapan tindakan balasan yang kredibel dengan menggunakan semua alat yang tersedia, termasuk antipemaksaan jika perundingan gagal.

Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson mengutuk langkah tersebut sebagai "eskalasi sepihak." Ia mengatakan UE siap menanggapi dengan tindakan balasan yang keras jika diperlukan. 

"Semua pihak dirugikan akibat konflik perdagangan yang meningkat, dan konsumen AS-lah yang akan menanggung beban terberat," ia memperingatkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala mengkritik tarif AS karena berdampak negatif pada perdagangan transatlantik dan menyerukan "persatuan dan tekad" untuk melindungi kepentingan UE.

Kekhawatiran Industri dan Ekonomi

Industri-industri Eropa menyuarakan kekhawatiran serius atas dampak tarif, terutama di sektor-sektor yang sangat terintegrasi dengan pasar AS.

Kelompok lobi industri utama Jerman, BDI, menyebut langkah AS tersebut sebagai "sinyal alarm." 

Mereka memperingatkan bahwa hal itu dapat menggagalkan pemulihan ekonomi dan merusak inovasi di kedua sisi Atlantik. 

"Tarif sebagai sarana untuk memberikan tekanan politik menyebabkan biaya yang lebih tinggi, membahayakan lapangan kerja, dan melemahkan daya saing internasional, baik di Eropa maupun di Amerika Serikat," kata Wolfgang Niedermark, eksekutif senior BDI.

Isabel Schnabel, anggota dewan Bank Sentral Eropa, mengatakan tarif dapat memicu inflasi jangka menengah dan guncangan rantai pasokan.

Sektor otomotif, yang sudah terintegrasi secara mendalam antara Uni Eropa dan AS, sudah mulai merasakan dampaknya. Slovakia, salah satu negara pengekspor mobil terbesar di Eropa, melaporkan penurunan pesanan yang signifikan pada kuartal ketiga mendatang. 

Menteri Ekonomi Denisa Sakova mengatakan pemindahan produksi ke AS tidak memungkinkan dalam jangka pendek dan menekankan bahwa kerusakan sudah mulai terjadi.

Asosiasi Industri Otomotif Jerman (VDA) menyatakan bahwa biaya yang ditanggung produsen sudah mencapai miliaran dan terus meningkat setiap hari.

"Sangat disayangkan adanya ancaman eskalasi lebih lanjut dalam konflik perdagangan," kata Presiden VDA, Hildegard Mueller. 

"Biaya yang ditanggung perusahaan kami sudah mencapai miliaran, dan jumlahnya terus bertambah setiap hari," ujarnya, menambahkan bahwa para pemasok juga sangat terdampak oleh bea masuk.

Emanuele Orsini, presiden Confindustria, asosiasi utama Italia yang mewakili perusahaan manufaktur dan jasa, mengecam pendekatan AS sebagai "tidak menyenangkan." Sementara itu, Paolo Mascarino, presiden federasi industri makanan dan minuman Italia Federalimentare, mengatakan tarif tersebut "melebihi ambang batas toleransi" dan akan memicu penurunan ekspor yang signifikan.

Dan O'Brien, kepala ekonom di Institut Urusan Internasional dan Eropa, mengatakan langkah AS tersebut "provokatif" dan secara signifikan meningkatkan risiko konfrontasi ekonomi yang lebih luas antara kedua belah pihak.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: