Kemensos Salurkan Bantuan Darurat untuk Korban Banjir di NTT dan Bali

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 12 September 2025 | 04:00 WIB
Kemensos memberikan bantuan kedaruratan bagi korban banjir bandang di NTT dan Bandung. (Foto/Kemensos)
Kemensos memberikan bantuan kedaruratan bagi korban banjir bandang di NTT dan Bandung. (Foto/Kemensos)

BeritaNasional.com - Kementerian Sosial (Kemensos) bergerak cepat menyalurkan bantuan logistik darurat bagi korban banjir bandang di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

"Bantuan logistik sudah dikirim hari ini dari Gudang Sentra Efata Kupang ke Dinas Sosial Kabupaten Nagekeo untuk segera didistribusikan kepada masyarakat terdampak,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam keterangan tertulisnya pada Kamis (11/9/2025).

Adapun, bantuan yang dikirim terdiri atas 1.500 paket makanan siap saji, 320 paket makanan anak, 200 kasur, 200 selimut, 200 paket kidsware, 200 paket family kit, 100 paket sandang anak, dan 300 lembar tenda gulung.

Tagana dan Dinas Sosial Kabupaten Nagekeo juga telah mendirikan dapur umum lapangan dan tenda serbaguna di kantor Kecamatan Mauponggo yang mulai beroperasi hari ini.

Sebelumnya, pada Selasa (9/11/2025), bantuan tahap awal juga telah disalurkan dari Gudang Dinas Sosial Kabupaten Nagekeo berupa 690 kg beras, 800 bungkus mi instan, dan 20 lembar matras dari APBD setempat.

Gus Ipul menambahkan, saat ini tim Kemensos di lapangan tengah melakukan pendataan warga terdampak dan pengungsi, serta ahli waris korban yang meninggal dunia dan hilang untuk menyiapkan santunan.

“Tim di lapangan juga sudah turun untuk melakukan asesmen, evakuasi, serta membantu distribusi bantuan di lapangan. Kemudian sedang dilakukan pendataan ahli waris korban untuk kita siapkan santunan segera,” jelas Gus Ipul. 

Gus Ipul memastikan Kemensos akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder setempat untuk memastikan penanganan yang benar-benar dibutuhkan korban terdampak saat ini berjalan cepat.

Berdasarkan data sementara, banjir bandang yang terjadi pada Senin (8/9/2025) akibat meluapnya Sungai Lowoledeho telah menelan 5 korban jiwa, 3 orang luka-luka, serta 3 orang masih dinyatakan hilang. Sedikitnya 39 rumah hanyut, 17 rumah rusak berat, dan 48 rumah rusak ringan.

Kemensos mencatat wilayah terdampak meliputi Desa Maukeli, Lokalaba, Aewoe, Ladaolo, dan Wolokisa di Kecamatan Mauponggo.

Hingga saat ini, sebagian besar warga mengungsi sementara di rumah kerabat dan keluarga, sementara pencarian korban hilang terus dilakukan oleh tim SAR bersama TNI, Polri, Tagana, dan aparat desa setempat.

Bantuan untuk Korban Banjir Bali

Kemensos turut bergerak cepat menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Bali. Personel Tagana pun sudah diterjunkan ke lokasi bencana.

"Teman-teman Tagana (Taruna Siaga Bencana) dan tim PSKBA sudah turun untuk penanganan," kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/9/2025).

Gus Ipul menjelaskan pihaknya juga menyalurkan bantuan bagi para korban banjir.

"Bantuan logistik dari Kemensos didistribusikan kepada warga terdampak melalui gudang Sentra Paramita Mataram dan Gudang Dinas Sosial Provinsi Bali," ujarnya.

Logistik dari Gudang Dinas Sosial Provinsi Bali didistribusikan ke Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, dan Kabupaten Gianyar. Bantuan yang diberikan meliputi selimut dan kasur dengan jumlah masing-masing 500 lembar, family kit 600 paket, dan sandang untuk orang dewasa 300 paket.

Kemudian, logistik dari Gudang Sentra Paramita Mataram terdiri dari 2.000 paket makanan siap saji, 318 kids ware, 87 family kit, kasur 497 lembar, tenda gulung 568 lembar, dan tenda portabel untuk keluarga sebanyak 48 unit.

“Barang segera dikirim dari Gudang Sentra Paramita ke Dinas Sosial Provinsi Bali dan digunakan untuk penanganan bencana banjir di wilayah Provinsi Bali," ungkap Gus Ipul.

Selain itu, Gus Ipul mengungkapkan, jajarannya turut mendirikan dapur umum di Kantor Desa Kusamba Klungkung untuk menyediakan makanan bagi warga yang terdampak banjir.

Kemensos juga melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk verifikasi dan validasi data korban meninggal untuk penyaluran bantuan santunan ahli waris.

"Teman-teman di lapangan melakukan asesmen pada korban luka dan yang meninggal dunia untuk selanjutnya diberikan bantuan dan santunan," jelasnya.

Berdasarkan data sementara yang dihimpun Kemensos, 4 orang meninggal dunia akibat bencana tersebut. Rinciannya, Ni Wayan Lenyod (56) warga Banjar Tengah, Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan; Nadira (48) warga Desa Dauh Puri Kangin, Kecamatan Denpasar Barat; Ni Wayan Puspa (83) warga Desa Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara; dan Dede Rio (20) warna Monang-Maning, Denpasar Barat.

Sementara itu, 5 orang lainnya dinyatakan hilang dan masih dalam proses pencarian. Mereka adalah Ni Wayan Werni (70); Ni Ketut Merta Perempuan (63); Maimun (82); Tasnim Ibrahim (43); dan Farwah Husein (25). 

"Jumlah warga terdampak masih dalam proses pendataan," kata Gus Ipul. Gus Ipul juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir susulan.

Sebagai informasi, hujan mengguyur Denpasar sejak Selasa (9/9/2025) pagi. Akibatnya, tembok pembatas sungai utama yang membelah Kota Denpasar, Bali (Tukad Badung) jebol pada Rabu (10/9/2025) sekira pukul 03.00 WITA. 

Di wilayah Gianyar dan Karangasem, banjir merendam rumah serta kendaraan dengan tinggi muka air mencapai 2 meter. Adapun lokasi yang terdampak, yaitu Kesiman Kertalangu; Padangsambian Kaja; Pura Demak; Panjer; Pemogan; Sidakarya; dan Pasar Kumbasari.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: