Musim Hujan Datang Lebih Cepat di Sebagian Wilayah Indonesia, BMKG Beri Peringatan

Oleh: Tarmizi Hamdi
Minggu, 14 September 2025 | 12:15 WIB
Pengendara motor melintas di kawasan Pramuka, Jakarta, Minggu (11/5/2025). (Beritanasional.com/Oke Atmaja)
Pengendara motor melintas di kawasan Pramuka, Jakarta, Minggu (11/5/2025). (Beritanasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan 2025/2026 di Indonesia akan datang lebih awal dari kondisi normal.

Berdasarkan pemantauan iklim terkini, sebagian wilayah sudah mulai memasuki musim hujan sejak Agustus 2025 dan akan meluas ke sebagian besar wilayah pada periode September hingga November 2025.

Puncak dan Sebaran Musim Hujan

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa jika dibandingkan dengan rata-rata klimatologis 1991–2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di mayoritas wilayah Indonesia.

"Musim hujan diprediksi berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026, dengan puncak hujan yang bervariasi, sebagian besar terjadi pada November–Desember 2025 di Sumatera dan Kalimantan, serta Januari–Februari 2026 di Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua,” ujar Dwikorita dalam dalam keterangannya pada Jumat (12/9/2025).

Dari total 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 42,1% diprediksi akan mengalami awal musim hujan yang lebih cepat dari normalnya. Sementara itu, 7,2% ZOM akan mengalami awal musim hujan yang sama dengan normal, dan hanya 8,0% yang lebih lambat.

Sifat Hujan dan Potensi Bencana

Secara umum, BMKG memprakirakan sifat hujan pada musim 2025/2026 berada dalam kategori normal (69,5%), artinya curah hujan tidak akan jauh berbeda dengan biasanya. Namun, Dwikorita mengingatkan ada 27,6% ZOM yang berpotensi mengalami curah hujan di atas normal, di antaranya sebagian besar Jawa Barat, Jawa Tengah, beberapa wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Dengan kondisi ini, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.

"Potensi ancaman bahaya hidrometeorologi yang dapat menyebabkan dampak seperti banjir, banjir bandang, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang tetap perlu diwaspadai, terutama pada wilayah dengan prediksi curah hujan atas normal," tegasnya.

Manfaat dan Imbauan BMKG

Di sisi lain, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa kondisi musim hujan yang datang lebih cepat ini memberikan manfaat positif, terutama bagi petani.

"Kondisi musim hujan yang maju dari normal memberikan manfaat positif bagi petani untuk menyesuaikan pola tanam lebih dini, guna meningkatkan produktivitas sekaligus mendukung upaya swasembada pangan," terang Ardhasena.

Menutup konferensi pers, Dwikorita mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah hingga masyarakat, untuk memanfaatkan informasi dari BMKG dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Ia juga menekankan pentingnya langkah antisipasi di berbagai sektor, termasuk pertanian, perkebunan, energi, dan kesehatan, untuk meminimalkan dampak negatif yang mungkin timbul.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: