Profil László Krasznahorkai yang Raih Nobel Sastra 2025

BeritaNasional.com - Komite Nobel di Stockholm pada Kamis (9/10/2025) mengumumkan László Krasznahorkai, penulis novel apokaliptik dari Hungaria, sebagai pemenang Hadiah Nobel Sastra 2025.
‘’Penghargaan bergengsi ini diberikan atas karya-karya Krasznahorkai yang dinilai menarik dan visioner serta menegaskan kembali kekuatan seni di tengah kekacauan dunia,’’ ujar Komite Nobel dalam pernyataan resminya yang dikutip dari Antaranews pada Jumat (10/10/2025).
Profil László Krasznahorkai
Bagi pembaca awam, nama Krasznahorkai mungkin tidak sepopuler pengarang arus utama. Namun, di dunia sastra internasional, ia dikenal sebagai master kiamat, sebuah gelar kehormatan yang diberikan oleh kritikus Amerika, Susan Sontag.
Lahir pada 1954 di Gyula, Hungaria, Krasznahorkai tumbuh di lingkungan pedesaan yang sunyi dekat perbatasan Rumania.
Latar inilah yang menjadi napas karyanya: tempat di mana harapan dan kehancuran berbaur, sering kali ia sajikan dalam tarikan kalimat panjang tanpa titik yang menjadi ciri khas gaya narasinya.
Karya-Karya Ikonik: Sebuah Dunia yang Menanti Keruntuhan
Karya-karya Krasznahorkai secara konsisten memotret keruntuhan moral dan sosial dengan keindahan yang gelap:
1. "Sátántangó" (1985) – Debut dan Film Legendaris
Novel debutnya ini berlatar di sebuah pertanian kolektif yang ditinggalkan, memotret kehidupan penduduk miskin yang menunggu keajaiban—hingga kedatangan sosok misterius Irimiás. Karya ini menjadi alegori kuat tentang keputusasaan manusia di bawah sistem yang runtuh. Popularitasnya makin meroket setelah diadaptasi menjadi film hitam-putih berdurasi tujuh jam lebih oleh sutradara Béla Tarr pada 1994, yang kini dianggap mahakarya sinematik abad ke-20.
2. "The Melancholy of Resistance" (1989) – Allegori Politik
Dalam karya ini, skala apokaliptik diperluas. Kota kecil berubah menjadi panggung fantasi horor dengan kedatangan sirkus hantu dan bangkai paus raksasa—simbol kehancuran moral. Novel ini merefleksikan kegagalan manusia mengendalikan anarki pasca-komunisme.
3. "War & War" (1999) – Pencarian Keabadian
Krasznahorkai membawa pandangannya ke luar Hungaria. Melalui tokoh utama Korin, seorang arsiparis kesepian yang berkelana ke New York, ia mempertanyakan ambisi manusia untuk abadi melalui tulisan, sekaligus menyingkap kesia-siaan di tengah hiruk pikuk dunia modern.
4. "Herscht 07769" (2021) – Keresahan Eropa Kontemporer
Dianggap sebagai mahakarya modernnya, novel terbaru ini berlatar di Jerman, menggambarkan kekerasan sosial dan anarki yang berpadu dengan bayangan musik Bach. Melalui sosok Herscht, ia membuktikan kesetiaannya pada tema benturan antara keteraturan dan kehancuran, dengan kepekaan terhadap keresahan Eropa masa kini.
Filosofi Sastra: Antara Hungaria dan Asia Timur
Prosa Krasznahorkai dikenal menantang pembaca. Kalimat panjang berliku-liku tersebut dimaksudkan untuk menggambarkan aliran kesadaran dan keterbatasan manusia dalam memahami makna keberadaan.
Pengaruh Eropa Tengah: Akarnya kuat pada tradisi sastra Eropa Tengah (seperti Kafka dan Thomas Bernhard).
Sentuhan Timur: Perjalanan ke Jepang dan Tiongkok memberinya perspektif baru. Inspirasi keheningan dan ketenangan ini dituangkan dalam karya seperti Seiobo There Below (2008), yang menyoroti hubungan antara keindahan, kesenian, dan keabadian.
László Krasznahorkai menulis bukan untuk hiburan, melainkan untuk menyingkap absurditas dan penderitaan manusia. Ia menantang kita dengan pertanyaan mendasar: Apakah keindahan masih mungkin di tengah dunia yang runtuh?
(Rep/Nissa)
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 13 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 4 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 8 jam yang lalu