Idrus Marham Angkat Bicara Soal Polemik Disertasi Bahlil, Soroti Solidaritas Kebangsaan
BeritaNasional.com - Wakil Ketua DPP Partai Golkar, Idrus Marham, membela Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang diprotes akibat mencatut nama Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dalam disertasi S3-nya.
Menurut Idrus, semua pihak seharusnya bersyukur jika Bahlil menyertakan Jatam dalam disertasinya. Disertasi yang membawa Bahlil meraih gelar doktor di Universitas Indonesia (UI) itu merupakan sebuah prestasi.
"Enggak jadi begini aja, jadi kalau ada pertanyaan-pertanyaan seperti itu, ini kan banyak, ini kelihatan sekali. Jadi kenapa sih kalau ada anak bangsa punya prestasi kita harus bersyukur dong," ujar Idrus di DPP Partai Golkar, Jumat (8/11/2024).
Terkait protes tersebut, Idrus berharap semua pihak meningkatkan solidaritas kebangsaan. Ia juga meminta agar Bahlil didukung atas prestasinya meraih gelar doktor.
"Solidaritas kebangsaan kita perlu ditingkatkan. Kalau ada anak bangsa yang punya prestasi, kita dukung. Ya, kalau ada anak bangsa yang bisa selesai lebih cepat daripada biasanya, kita harus dukung," tuturnya.
Ia lantas membandingkan dengan pencapaian orang di luar negeri yang semakin dihargai jika dapat menyelesaikan studi doktornya lebih cepat.
"Jadi kalau saya justru dibalik, bagaimana anak bangsa didorong berprestasi, semakin cepat selesai semakin bagus, justru kita harus senang," kata dia.
Dirinya menilai prinsip solidaritas kebangsaan masih rendah apabila ada orang-orang yang merasa susah saat melihat orang lain senang.
"Seperti susah melihat orang senang dan senang melihat orang susah. Jadi kalau cara-cara seperti itu, maka manifestasi prinsip solidaritas kebangsaan kita rendah," ucapnya.
Sebelumnya, Koordinator Nasional Jatam, Melky Nahar, memprotes UI karena organisasinya dicatut dalam disertasi Bahlil. Mereka menolak pencatutan tersebut dan menyampaikan protes kepada UI pada Kamis (7/11/2024).
Hal ini terkait dengan disertasi Bahlil yang berjudul "Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia", yang mencatut nama organisasi tersebut.
"Kami, Jatam, melalui surat ini menyatakan penolakan atas pencantuman nama Jatam sebagai informan utama dalam disertasi milik Bahlil Lahadalia yang berjudul," kata Melky.
Ia mengaku tidak pernah menyetujui Bahlil untuk mencatut organisasi mereka, baik secara tertulis maupun lisan, sebagai informan utama dalam disertasi tersebut.
Menurutnya, Jatam hanya memberikan persetujuan untuk diwawancarai oleh Ismi Azkya, yang mengerjakan penelitian untuk keperluannya sendiri, bukan untuk disertasi orang lain.
Melky mengatakan, Ismi Azkya memperkenalkan dirinya kepada Jatam sebagai peneliti yang sedang melakukan penelitian dampak hilirisasi nikel bagi masyarakat di wilayah tambang.
"Ia hanya menjelaskan sedang melakukan penelitian terkait dengan profesinya sebagai peneliti di Lembaga Demografi UI,” ucap Melky.
Dirinya mengatakan, Ismi tidak memberitahukan pihaknya bahwa informasi yang diminta akan digunakan untuk disertasi Bahlil.
Selain itu, Ismi juga tidak memberi keterangan bahwa penelitian tersebut akan digunakan untuk disertasi S3 milik Bahlil.
"Di dalam surat ini, kami cantumkan uraian kronologi dugaan penipuan intelektual yang dilakukan oleh peneliti dari Lembaga Demografi UI, yaitu Ismi Azkya, dan Bahlil Lahadalia," tandas Melky.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 22 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 18 jam yang lalu
HUKUM | 23 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
POLITIK | 16 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu