Apa Itu Parenting Strawberry?

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 16 November 2024 | 06:30 WIB
Anak dididik dengan pola asuh strawberry (Foto/Pixabay)
Anak dididik dengan pola asuh strawberry (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Istilah "Strawberry Parents" atau "Orangtua Stroberi" belakangan ini semakin populer dalam diskursus tentang pola asuh anak. Istilah ini merujuk pada orang tua yang sangat protektif dan overindulgent, yang cenderung melindungi anak-anak mereka dari segala bentuk kesulitan, tantangan, atau kegagalan. 

Seperti buah stroberi yang rapuh dan mudah rusak, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini diharapkan akan tumbuh menjadi individu yang rentan menghadapi realitas hidup.

Ciri-ciri Pola Asuh Strawberry

Pola asuh "Strawberry" sering kali ditandai dengan kecenderungan orang tua untuk terlalu melindungi anak mereka dari stres, frustrasi, atau kegagalan. Dalam banyak kasus, orang tua ini akan berusaha meminimalisir segala bentuk kesulitan yang mungkin dihadapi anak, baik dalam aspek akademik, sosial, maupun emosional. Beberapa ciri khas pola asuh ini antara lain :

1. Proteksi Berlebihan: Orang tua yang berusaha untuk mengatur setiap aspek kehidupan anak, mulai dari memilihkan teman bermain hingga memilihkan jurusan kuliah atau pekerjaan.
   
2. Menghindari Konflik atau Kegagalan: Anak-anak yang dibesarkan dalam pola asuh ini cenderung tidak diajarkan untuk mengatasi kegagalan atau konflik. Ketika anak mengalami kegagalan atau kesulitan, orang tua sering kali berusaha segera memperbaiki situasi tanpa memberikan kesempatan bagi anak untuk belajar dan berkembang.

3. Pemberian Semua Keinginan Anak: Orang tua ini sering kali memberikan segala yang diinginkan anak tanpa mempertimbangkan batasan, yang berujung pada kurangnya rasa tanggung jawab dan apresiasi terhadap usaha.

Dampak Pola Asuh Strawberry pada Anak

1. Kurangnya Ketahanan Mental: Anak-anak yang tidak terbiasa menghadapi tantangan atau kegagalan akan kesulitan mengatasi masalah dalam kehidupan nyata. Mereka mungkin merasa kesulitan dalam mengelola stres dan menjadi mudah putus asa ketika dihadapkan pada hambatan.

2. Rendahnya Kemampuan Menghadapi Konflik Sosial: Anak-anak ini mungkin tidak tahu cara berinteraksi dengan orang lain secara sehat. Ketika mereka terjebak dalam situasi sosial yang menuntut keterampilan seperti negosiasi atau kompromi, mereka bisa merasa cemas atau tidak nyaman.

3. Kehilangan Kemandirian: Pola asuh yang terlalu protektif dapat menghambat perkembangan kemandirian anak. Ketergantungan yang berlebihan pada orang tua membuat anak kurang mampu mengambil keputusan sendiri atau bertanggung jawab atas hidup mereka.

4. Kecemasan dan Depresi: Anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh ini mungkin lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan mereka untuk mengelola tekanan dan ketidakpastian yang menjadi bagian dari kehidupan.

Pola asuh strawberry, meskipun datang dengan niat baik, dapat menghasilkan generasi yang rapuh dan tidak siap menghadapi tantangan hidup. Anak-anak yang dibesarkan dengan perlindungan berlebihan mungkin kesulitan berkembang menjadi individu yang mandiri dan tangguh. 

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mencari keseimbangan dalam memberikan perlindungan dan kesempatan untuk berkembang secara mandiri, agar anak-anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, berdaya saing, dan siap menghadapi kehidupan dengan segala kompleksitasnya.

Novita Dwiyanti/Magangsinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: