Profil Fuad Baradja, Pemeran Jin dan Jun yang Meninggal Dunia

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 07 Desember 2024 | 15:50 WIB
Pemeran sinetron Jin dan Jun, Fuad Baradja (kanan), dikabarkan meninggal dunia. (Foto/Instagram/@hermawan_s4putra)
Pemeran sinetron Jin dan Jun, Fuad Baradja (kanan), dikabarkan meninggal dunia. (Foto/Instagram/@hermawan_s4putra)

BeritaNasional.com - Aktor senior Fuad Baradja yang populer berkat perannya sebagai Pak Bondan dalam sinetron Jin dan Jun telah berpulang pada Jumat (6/11/2024) di usia 64 tahun. 

Kabar duka ini diumumkan oleh rekan sesama aktor, Sahrul Gunawan, melalui akun Instagram-nya pada Sabtu, 7 Desember 2024. 

Dalam unggahannya, Sahrul mengungkapkan doa agar amal ibadah Fuad diterima di sisi Allah serta keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan.

Fuad Baradja awalnya dikenal sebagai seorang aktor sebelum memutuskan beralih profesi menjadi terapis untuk perokok. 

Langkah ini diambil berdasarkan pengalamannya sendiri sebagai mantan perokok. 

Dengan penuh komitmen, ia berupaya membantu orang-orang yang ingin berhenti merokok melalui panduan dan dukungan yang diberikan.

Profil dan Perjalanan Karir

Fuad Baradja lahir di Solo pada 27 Agustus 1960. Merupakan mantan aktor Indonesia yang kini dikenal sebagai terapis dan aktivis antirokok. 

Fuad memulai karirnya di dunia hiburan, terkenal melalui diundang dalam sinetron "Jin dan Jun".

Fuad Baradja memulai kariernya sebagai aktor pada tahun 1989 dan mulai dikenal luas berkat perannya sebagai Pak Bondan dalam sinetron Jin dan Jun pada tahun 1996. 

Selain itu, ia juga membintangi sejumlah sinetron populer, seperti Ada-ada Aja (1992), Bella Vista (1994), Panji Manusia Millenium (1999), dan Taubat (2005). Tak hanya aktif di dunia sinetron, Fuad juga terlibat dalam film layar lebar, di antaranya Perwira Ksatria (1990) dan Dignitate (2020). 

Namun, perjalanan hidupnya beralih setelah ia mengalami masalah kesehatan akibat kebiasaan merokok yang telah dijalaninya selama 11 tahun.

Fuad Baradja mulai merokok pada tahun 1980 dan melanjutkan kebiasaan tersebut hingga 1991. 

Namun, masalah kesehatan seperti batuk kronis yang tak kunjung sembuh menjadi titik balik bagi Fuad untuk berhenti merokok. 

Setelah berkonsultasi dengan dokter, ia menyadari bahwa rokok adalah penyebab utama kondisinya. 

Keputusan untuk berhenti merokok membawa perubahan besar—batuknya hilang dengan cepat. 

Pengalaman ini mendorongnya untuk mempelajari lebih dalam tentang bahaya rokok dan dampaknya bagi masyarakat.

Setelah berhasil berhenti merokok, Fuad bergabung dengan Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) di Jakarta. 

Di sana, ia mulai aktif mengkampanyekan pengendalian tembakau, menyadari bahwa rokok bukan hanya masalah kesehatan pribadi, tetapi juga isu sosial yang lebih luas. 

Melalui LM3, Fuad fokus memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya rokok.

Selain itu, Fuad menjadi anggota Komisi Nasional Pengendalian Tembakau.

ia terus menjalankan misinya untuk mendidik dan memberdayakan masyarakat. Ia sering berkeliling Indonesia memberikan pelatihan kepada petugas kesehatan di puskesmas tentang cara mendukung orang-orang yang ingin berhenti merokok.

Sebagai terapis, Fuad mengembangkan teknik terapi bernama SEFT (Spiritual Emotional Freedom Technique), sebuah adaptasi dari metode EFT (Emotional Freedom Technique) yang berasal dari Amerika. 

Dalam praktiknya, ia memadukan terapi dengan edukasi, menggunakan visualisasi interaktif untuk menggambarkan dampak buruk rokok pada tubuh.

Fuad juga menulis tiga buku tentang kampanye berhenti merokok dan sering diundang sebagai pembicara di berbagai seminar serta acara kesehatan. 

Meski kini fokus sebagai terapis dan aktivis, ia tetap berkontribusi di dunia hiburan, terutama melalui iklan-iklan yang bertemakan kesehatan.

Fuad Baradja merupakan contoh inspiratif dari seseorang yang berhasil mengubah hidupnya dari seorang perokok berat menjadi seorang aktivis dan terapis yang berkomitmen untuk membantu orang lain bebas dari ketergantungan rokok. 

Dengan pengalaman pribadinya serta pengetahuan yang diperolehnya, ia terus berupaya mengedukasi masyarakat tentang bahaya merokok dan pentingnya hidup sehat.

(Helvi Handayani/Magang)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: