Golkar Ungkap Ada Opsi Pilkada Digelar Berbarengan Pemilu DPRD

Oleh: Ahda Bayhaqi
Jumat, 20 Desember 2024 | 10:00 WIB
Pengurus Partai Golkar yang baru diumumkan. (BeritaNasional/Ahda)
Pengurus Partai Golkar yang baru diumumkan. (BeritaNasional/Ahda)

BeritaNasional.com -  Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji mengungkap sejumlah opsi untuk perubahan sistem pemilihan kepala daerah. Mulai dari kepala daerah dipilih DPRD dengan penyempurnaan, sampai keserentakan pemilihan kepala daerah dengan pemilihan DPRD setempat.

"Bisa saja opsinya memang dipilih DPRD dengan penyempurnaan, bisa saja. Bisa juga pemilihan secara langsung dengan penyempurnaan. Atau ada lagi opsi misalkan seperti pemilu kada di Amerika, bisa saja," kata Sarmuji kepada wartawan, dikutip Jumat (20/12/2024).

"Ada opsi bagaimana kalau pemilihan kepala daerahnya nempel saja dengan pemilu lokalnya, pemilu legislatif lokalnya. Jadi nanti mungkin saja akan ada pemilu lokal. Pemilu lokal itu memilih legislatif DPRD kabupaten, kota, dan DPRD provinsi," sambungnya.

Lebih lanjut dijelaskan dengan tambahan pengaturan partai pemenang bisa mengatur paket pimpinan legislatifnya.

Karena itu banyak opsi yang bisa digunakan untuk mengubah sistem pemilu di Indonesia.

Ia menuturkan Golkar menginginkan pengkajian tersebut tidak hanya untuk sistem pilkada tetapi juga pemilu legislatif juga.

"Jadi bukan hanya sistem pemilu kada, tetapi sistem kepartaiannya harus kita kaji. Sistem pemilu legislatifnya kita kaji. Bahkan hubungan antara pusat dan daerah juga perlu kita kaji," kata Sarmuji 

Golkar sendiri ungkap dia masih melakukan kajian. Menurutnya jangan sampai salah mengambil kesimpulan sebagai solusi penyelenggaraan pemilu di Indonesia.

"Saya ingatkan ada pribahasa juga. Obat jangan sampai lebih berbahaya dari penyakitnya. Jadi kan kita mengidentifikasi ini penyakitnya macam-macam yang mahal, yang ini, itu, ini, itu. Banyaklah penyakitnya. Tetapi jangan sampai nanti kita kasih obat ternyata obatnya justru lebih berbahaya dari penyakitnya," terangnya. 

"Tidak menyelesaikan masalah tetapi justru menambah masalah. Karena itu kajian itu harus bersifat komprehensif. Harus teliti, detail, dan memperhatikan berbagai aspek. Supaya jangan sampai nanti malah muncul penyakit-penyakit baru yang gak karu-karuan," pungkasnya.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: