Mengenal Micro-Retirement, Tren Jeda Karier di Usia Produktif

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 11 Januari 2025 | 04:00 WIB
Ilustrasi resign demi jeda karier (Foto/Pixabay)
Ilustrasi resign demi jeda karier (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Beberapa tahun terakhir, istilah micro-retirement makin populer. Hal ini populer di kalangan Gen Z dan milenial. Fenomena ini merujuk pada praktik mengambil jeda dari karier profesional selama beberapa bulan hingga beberapa tahun untuk mengatasi kelelahan kerja atau burnout.

Mereka biasanya melakukan ini juga untuk mengejar minat pribadi di luar pekerjaan.

Apa Itu Micro-Retirement?
Micro-retirement adalah konsep di mana individu mengambil cuti panjang dari pekerjaan mereka untuk fokus pada kegiatan pribadi, seperti traveling, belajar keterampilan baru, atau mengejar hobi yang selama ini terabaikan. Berbeda dengan pensiun tradisional yang dilakukan di usia lanjut, micro-retirement dilakukan di usia produktif. Hal ini memungkinkan individu untuk kembali bekerja dengan semangat dan perspektif  baru.

Mengapa Micro-Retirement Populer?
Tren ini muncul sebagai respons terhadap meningkatnya tingkat stres dan burnout di tempat kerja. Survei menunjukkan bahwa banyak pekerja merasa kelelahan emosional dan fisik akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi. 

Micro-retirement menawarkan solusi dengan memberikan waktu untuk istirahat dan refleksi diri, sehingga individu dapat kembali bekerja dengan energi dan motivasi yang lebih baik.

Manfaat Micro-Retirement

Mengatasi Burnout
Jeda karier ini memberikan kesempatan bagi individu untuk mengembalikan semangat dan produktivitas mereka, serta mencegah kelelahan yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik.

Fokus pada Pengembangan Diri
Memberikan ruang untuk belajar keterampilan baru atau mengejar minat pribadi yang jarang sempat dilakukan selama rutinitas kerja. Ini bisa berupa kursus, seni, atau bahkan mengembangkan usaha sendiri.

Memperbaiki Keseimbangan Hidup
Micro-retirement membantu individu memperbaiki hubungan dengan pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. Waktu luang ini dapat memperkuat hubungan dengan keluarga atau teman, serta memberi kesempatan untuk merencanakan masa depan.

Risiko dan Pertimbangan
Meskipun menawarkan banyak manfaat, micro-retirement juga memiliki beberapa risiko. Kembali ke dunia kerja setelah jeda panjang bisa menjadi tantangan, terutama dalam menyesuaikan diri dengan perubahan industri atau teknologi terbaru. Selain itu, aspek finansial juga perlu dipertimbangkan, karena tidak bekerja dalam jangka waktu tertentu dapat memengaruhi stabilitas keuangan pribadi. Oleh karena itu, perencanaan yang matang sangat diperlukan sebelum memutuskan untuk mengambil micro-retirement.


Micro-Retirement di Indonesia
Di Indonesia, tren micro-retirement belum sepopuler di negara-negara Barat. Faktor budaya yang menekankan etos kerja keras dan stabilitas pekerjaan membuat banyak individu enggan mengambil jeda karier. Namun, dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, diharapkan tren ini dapat diterima dan diadaptasi sesuai dengan konteks lokal.

Perubahan budaya dan fleksibilitas dalam dunia kerja di masa depan dapat membuka peluang bagi semakin banyak orang untuk menjalani micro-retirement.  Dengan perencanaan yang tepat, micro-retirement bisa menjadi cara efektif untuk meremajakan diri dan kembali ke dunia kerja dengan semangat baru.

Red/Fadia Rahma B


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: