Ibunda Berpulang, Mahfud Gambarkan Ibunda Sebagai Sosok Jujur

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 17 Januari 2025 | 11:10 WIB
Mahfud MD bersama Almarhum Ibunda (BeritaNasional/instagram)
Mahfud MD bersama Almarhum Ibunda (BeritaNasional/instagram)

BeritaNasional.com -  Kabar duka datang dari pakar hukum Mahfud MD. Ibunda tercinta, Siti Khadijah meninggal dunia di usia 94 tahun. Kabar duka tersebut, diunggah Mahfud di akun instagram pribadinya @mohmahfudmd, Jumat (17/1/2025).

Dalam unggahan itu  Mahfud menuliskan kesedihannya. Mahfud juga terkejut dengan kepergian ibunya.

"Bu, kepergianmu menghadap Sang Khalik ba’da shubuh pada Jumat pagi ini mengagetkan anakmu. Tentu saya menangis, tetapi terus berdoa dan membaca surat Yasin untukmu, surat dalam Qur’an yang engkau hafal dan selalu baca," tulis Mahfud.

Di mata Mahfud, ibunya merupakan sosok wanita yang hebat dalam mengurus keluarga.

"Temuilah ayahku, abah Mahmudin, yang adalah suamimu. Beritahu pada ayah bahwa tugasmu menemani anak-anak dan cucu-cucu sudah selesai. Ayah pasti menyambutmu dengan senyum dan sabar seperti yang biasa ditunjukkannya selama hidupnya kepada kita," ucapnya.

"Namamu Siti Khadijah, semoga nasibmu di akhirat diterima oleh Allah seperti Ibu kaum muslimin Siti Khadidjah yang isteri Nabiyullah Muhammad Sallallahu alaihi wa sallam. Engkau seorang Ibu yang hebat, selalu membimbing dan menyinari rumah kami. Hidupmu sederhana dan selalu jujur," sambung Mahfud.

Mantan Menko Polhukam itu juga menyampaikan rasa dukanya.

"Tentu saya menangis, tetapi terus berdoa dan membaca surat Yasin untukmu, surat dalam Qur’an yang engkau hafal dan selalu baca"

"Engkau seorang Ibu yang hebat, selalu membimbing dan menyinari rumah kami. Hidupmu sederhana dan selalu jujur," ucapnya. 

Berikut curahan kesedihan Mahfud MD yang dituangkan di akun media sosial pribadinya. 


Tapi engkau Ibu pernah tak jujur kepadaku. Ketika aku sedang sakit, engkau selalu duduk di tepi tempat tidurku sampai tengah malam. Ketika ditanya, “Apa Ibu tidak mengantuk? Tidak capek?” tanyaku. “Tidak nak, saya tidak capek”, jawabmu sambil mengompres dahiku dengan handuk hangat, padahal saya tahu engkau capek dan mengantuk.

Ketika aku akan melanjutkan sekolah ke kota engkau jual perhiasanmu, gelang dan kalungmu, untuk biaya sekolah dan kostku. Engkau bilang, “Ini untuk biaya sekolahmu, rajinlah belajar, jangan lupa salatmu”.

Selamat jalan Ibu, kami tak akan terlalu lama menangisi kepergianmu tetapi kami akan terus mengenangmu dan berdoa untuk kebaikanmu di sana. Salam kepada ayahku, abah Mahmudin yang sudah lama menunggumu di sana.

Anakmu (Mahfud MD)sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: