Korban Tewas Pembajakan Kereta Api di Pakistan Bertambah Jadi 31 Orang

BeritaNasional.com - Pejabat Pakistan mengonfirmasi, sebanyak 31 orang, termasuk 23 personel keamanan, tewas dalam pembajakan kereta api pada Selasa (11/3) oleh militan bersenjata di Provinsi Baluchistan yang bergolak di Pakistan.
Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry mengatakan, 18 personel Korps Perbatasan militer dan paramiliter yang sedang tidak bertugas, tiga staf kereta api, dan lima penumpang sipil termasuk di antara mereka yang tewas dalam serangan awal tersebut.
Lima personel Korps Perbatasan juga tewas dalam serangan tersebut dan pertempuran berikutnya dengan sejumlah militan.
Militan separatis dari Tentara Pembebasan Baloch (Balochistan Liberation Army/BLA) mengambil alih kereta api Jaffar Express di dekat Sibi beberapa jam setelah kereta itu meninggalkan Quetta, ibu kota provinsi, Selasa.
Dalam operasi pembersihan yang berlangsung lebih dari 30 jam, militer Pakistan telah menewaskan 33 teroris BLA.
Chaudhry selaku Direktur Jenderal Hubungan Masyarakat Militer mengatakan, 354 penumpang dibebaskan, 37 diantaranya terluka.
Para pejabat juga merevisi turun, jumlah penumpang kereta tersebut dari 440 menjadi 425 orang.
Berbicara bersama Chaudhry, Kepala Menteri Baluchistan Sarfraz Bugti mengatakan, 425 tiket telah terjual untuk kereta lintas negara tersebut. Namun, penumpang dapat naik kereta di stasiun mana pun di sepanjang rute sekitar 1.600 kilometer, yang menurut Bugti, sebagian besar menjelaskan kesenjangan antara jumlah penumpang dan mereka yang diselamatkan.
“Mungkin sebagian tidak berangkat, sebagian naik kereta belakangan. Mungkin sebagian dari mereka yang lari dari teroris tersesat, dan mungkin sebagian tertangkap oleh teroris,” kata Bugti.
Pejabat Pakistan menuding musuh bebuyutannya, India, telah memberikan dukungan kepada militan anti-Pakistan di Afghanistan. Tuduhan itu segera dibantah New Delhi.
“Kami dengan tegas menolak tuduhan tak berdasar yang dibuat oleh Pakistan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, kepada wartawan.
Bugti dan Chaudhry menegaskan kembali klaim bahwa serangan pada Selasa itu diatur oleh militan yang bermarkas di Afghanistan. Tuduhan itu dibantah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan Abdul Qahar Balkhi.
Sumber: VOA
9 bulan yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 21 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu