Trump Tunda Lagi Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu Tambahan 75 Hari untuk Negosiasi

BeritaNasional.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali memperpanjang batas waktu pemblokiran atau pelarangan aplikasi TikTok di negaranya selama 75 hari ke depan.
Dilansir dari Tech Crunch pada Sabtu (5/4/2025), keputusan ini diumumkan melalui unggahan di platform Truth Social miliknya pada Jumat (4/4/2025) sehari sebelum larangan tersebut seharusnya mulai berlaku.
Dalam unggahannya, Trump menyatakan telah menandatangani perintah eksekutif untuk memberikan waktu lebih banyak dalam upaya menyelesaikan kesepakatan terkait operasional TikTok di AS.
"Pemerintahan saya telah bekerja sangat keras untuk mencapai Kesepakatan untuk menyelamatkan TikTok, dan kami telah membuat kemajuan yang luar biasa," tulis Trump.
"Kesepakatan ini membutuhkan lebih banyak pekerjaan untuk memastikan semua persetujuan yang diperlukan telah ditandatangani, itulah sebabnya saya menandatangani Perintah Eksekutif untuk menjaga TikTok tetap beroperasi selama 75 hari tambahan," ucapnya.
Ini merupakan kali kedua Trump memperpanjang batas waktu pelarangan TikTok. Sebelumnya, batas waktu bagi ByteDance, perusahaan induk TikTok, untuk menjual operasi TikTok di AS adalah 19 Januari, sesuai dengan undang-undang yang ditandatangani oleh mantan Presiden Joe Biden tahun lalu.
Namun, Trump mengeluarkan perintah eksekutif pada hari pertamanya menjabat untuk memberikan tambahan waktu 75 hari kepada perusahaan tersebut guna mencapai kesepakatan.
Sebelumnya, aplikasi TikTok sempat ditarik dari toko aplikasi Apple dan Google sebelum akhirnya dipulihkan kembali.
Menurut laporan Bloomberg, Trump telah meninjau proposal dari sejumlah investor AS, termasuk Oracle, Blackstone, dan Andreessen Horowitz pada Rabu.
Proposal tersebut disebut-sebut sebagai kandidat utama untuk mencapai kesepakatan. Pihak lain yang juga menunjukkan minat antara lain Amazon, Perplexity, konsorsium Project Liberty milik miliarder Frank McCourt, Walmart, AppLovin, dan beberapa perusahaan lainnya.
Namun, perlu dicatat bahwa pemerintah Tiongkok juga perlu memberikan persetujuan terhadap kesepakatan apa pun sebelum dapat diselesaikan.
Selain itu, ByteDance hingga kini belum menunjukkan ketertarikan untuk menjual TikTok atau mengurangi kepemilikannya di platform media sosial populer tersebut, seperti yang dipersyaratkan oleh undang-undang pelarangan TikTok AS.
Langkah perpanjangan ini diambil beberapa hari setelah Trump mengumumkan peningkatan tarif impor terhadap produk-produk dari Tiongkok sebesar 34%. Sebelumnya, Trump juga sempat mengisyaratkan kemungkinan penurunan tarif tersebut demi memuluskan tercapainya kesepakatan terkait TikTok.
Dalam unggahannya, Trump juga menyinggung soal tarif.
"Kami berharap untuk terus bekerja sama dengan Itikad Baik dengan Tiongkok, yang saya pahami tidak begitu senang dengan Tarif Timbal Balik kami (Diperlukan untuk Perdagangan yang Adil dan Seimbang antara Tiongkok dan AS!). Ini membuktikan bahwa tarif adalah alat ekonomi yang paling kuat, dan sangat penting bagi Keamanan Nasional kami! Kami tidak ingin TikTok 'menjadi gelap.' Kami berharap dapat bekerja sama dengan TikTok dan Tiongkok untuk menutup Kesepakatan. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini!”
Menanggapi kebijakan tarif AS, Tiongkok pada Jumat menyatakan akan memberlakukan tarif balasan sebesar 34% untuk semua produk impor dari Amerika Serikat.
10 bulan yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 16 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 17 jam yang lalu
OLAHRAGA | 16 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GALERI | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu