Mengenal Sejarah dan Makna Dalam Perayaan Hari Raya Waisak

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 29 April 2025 | 17:34 WIB
Ilustrasi Hari Raya Waisak. (Foto/Freepik)
Ilustrasi Hari Raya Waisak. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -  Hari Raya Waisak, yang merupakan salah satu hari suci bagi umat Buddha, selalu dirayakan dengan khidmat dan penuh makna.

Pada tahun ini perayaan Waisak bakal dirayakan pada Senin (12/5/2025), Umat Buddha akan kembali dingatkan untuk selalu mengenang perjuangan Guru Agung Buddha Gautama dalam menemukan Dhamma Kebenaran Mulia.

Selain Indonesia, perayaan Waisak juga dirayakan di berbagai negara Asia, meskipun dengan nama yang berbeda. Di India, perayaan ini dikenal sebagai Visakah Puja, di Tibet disebut Saga Dawa, sementara di Thailand, Sri Lanka, Malaysia, dan Singapura disebut Visakha Bucha dan Vesak.

Di Indonesia, Waisak sering kali dijadikan hari libur nasional, dan umumnya diperingati pada bulan Mei, bersamaan dengan bulan purnama. Namun, lebih dari sekadar hari libur, Waisak memiliki sejarah dan makna yang mendalam bagi umat Buddha di seluruh dunia.

Sejarah Waisak: Menghormati Tiga Peristiwa Penting dalam Hidup Buddha

Waisak adalah perayaan yang memperingati tiga peristiwa besar dalam kehidupan Siddhartha Gautama, yang lebih dikenal sebagai Buddha Gautama: kelahirannya, pencapaian pencerahan, dan wafatnya.

Peristiwa-peristiwa ini dikenal sebagai Tri Suci Waisak dan menjadi inti dari perayaan ini. Tanggal perayaan Waisak tidak tetap setiap tahun, karena ditentukan berdasarkan kalender Buddha, atau Buddhist Era (BE), yang mengikuti perhitungan bulan purnama.

Buddha Gautama, yang hidup sekitar abad ke-5 SM, mengajarkan bahwa kekayaan dan kemewahan duniawi tidak menjamin kebahagiaan sejati.

Dia mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India, setelah berjuang keras melalui hidup sebagai petapa dan menjalani kehidupan asketis selama enam tahun. Di bawah pohon tersebut, Buddha Gautama memahami hakikat hidup dan cara untuk mengakhiri penderitaan manusia yang disebabkan oleh ketidaktahuan, keinginan, dan siklus kelahiran kembali.

Pada tahun 1950, dalam konferensi pertama World Fellowship of Buddhists yang diadakan di Sri Lanka, Waisak diputuskan untuk dirayakan sebagai hari kelahiran Buddha di berbagai negara.

Sejak saat itu, Waisak menjadi perayaan yang sangat penting bagi umat Buddha di seluruh dunia, dengan setiap negara merayakannya pada waktu yang sedikit berbeda.

Makna Hari Raya Waisak: Merenungkan Ajaran Buddha

Hari Raya Waisak bukan hanya sekadar mengenang peristiwa-peristiwa besar dalam hidup Buddha Gautama, tetapi juga sebagai waktu untuk merenungkan ajaran-ajarannya yang mendalam.

Selama perayaan ini, umat Buddha mengingat nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Buddha, seperti kedamaian, kebijaksanaan, dan pengendalian diri. Waisak menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran diri dan berbagi kasih sayang terhadap sesama.

Selain itu, Waisak juga merupakan waktu untuk melakukan berbagai ritual keagamaan, seperti meditasi, kebaktian, dan pindapatta (memberikan sumbangan kepada para bhikkhu). Semua kegiatan ini bertujuan untuk mendekatkan diri kepada ajaran Buddha dan menciptakan kedamaian di dalam hati.

Di berbagai negara, meskipun perayaannya berbeda, esensi dari Waisak tetap sama. Di Indonesia, umat Buddha akan berkumpul di vihara, melaksanakan doa, meditasi, dan memberi sedekah kepada yang membutuhkan. Puncak perayaan ini sering kali ditandai dengan prosesi lintas agama yang menggambarkan harmoni antarumat beragama.

Waisak di Berbagai Negara: Tradisi yang Berbeda, Esensi yang Sama

Setiap negara yang merayakan Waisak memiliki tradisi tersendiri. Misalnya, di Sri Lanka, umat Buddha merayakan Waisak dengan mengunjungi kuil dan memberikan penerangan dengan lampu minyak, yang melambangkan cahaya pencerahan. Di Thailand, mereka memperingati hari ini dengan mengunjungi kuil dan membuat patung Buddha dari lilin.

Di Indonesia, perayaan Waisak sering kali disertai dengan prosesi api obor dan puncaknya adalah perayaan di Candi Borobudur, yang menjadi situs warisan dunia.

Pada tahun 2022, meskipun perayaan Waisak terjadi pada tanggal yang berbeda di berbagai negara (misalnya 8 Mei di Vietnam dan China, 15 Mei di Singapura, Sri Lanka, dan Thailand), esensi perayaan tetap sama, yaitu merenungkan ajaran Buddha dan memperingati momen penting dalam hidupnya.


Muhammad Dzaki Ramadhansinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: