PDIP Gelar Upacara Peringati Hari Pancasila

Oleh: Ahda Bayhaqi
Minggu, 01 Juni 2025 | 11:12 WIB
PDIP menggelar upacara Hari Lahir Pancasila. (Foto/PDIP)
PDIP menggelar upacara Hari Lahir Pancasila. (Foto/PDIP)

BeritaNasional.com - PDI Perjuangan (PDIP) menggelar upacara pengibaran bendera Merah Putih dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Upacara digelar di Halaman Parkir Masjid At-Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (1/6/2025).

Upacara ini dihadiri sejumlah elite DPP PDI Perjuangan. Bersama pengurus DPC dan PAC PDIP se-DKI Jakarta dan Satgas PDIP dari wilayah Jakarta dan Bogor.

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat menjadi inspektur Upacara. Sementara, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hadir secara daring.

Beberapa elite PDIP yang hadir di antaranya adalah Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo, Rano Karno, Tri Rismaharini, Mindo Sianipar, Ronny Talapessi, Wiryanti Sukamdani, Sri Rahayu sampai Adian Napitupulu. Turut hadir Yoseph Aryo Adhi Dharmo, dan Wakil Bendahara DPP Yuke Yurike.

Upacara diawali dengan mengheningkan cipta dan dilanjutkan pengibaran bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Djarot mengatakan, bulan Juni merupakan bulan bersejarah bagi Indonesia dan juga PDIP. Bulan Juni ini banyak peristiwa-peristiwa yang menyangkut Proklamator Soekarno atau Bung Karno.

"Tanggal 1 Juni kita memperingati hari lahir Pancasila 6 Juni, 124 tahun yang lalu Bung Karno dilahirkan di Kota Surabaya, Putra Sang Fajar dilahirkan di Kota Surabaya 21 Juni Bung Karno wafat meninggalkan kita semua," ujar Djarot.

"Oleh sebab itu Bulan Juni identik dengan bulan Bung Karno kita memperingati terlebih dahulu dengan hari lahir Pancasila 80 tahun yang lalu," sambungnya.

Pancasila menjadi filsafat dasar negara karena Bung Karno meyakini bisa menjadi pemersatu bangsa.

"Karena beliau yakin hanya Pancasila Itulah yang bisa menyatukan kita semua menyatukan bangsa Indonesia yang sangat-sangat beragam," ujar Djarot.

Peringatan Hari Pancasila juga akhirnya diakui negara pada tahun 2016 lalu setelah dilarang sejak tahun 1970.

"Terbukti bahwa sejarah yang dibelokkan oleh rezim orde baru telah menemukan jalannya sendiri meskipun kita harus selalu berjuang berjuang dan berjuang agar sejarah ini benar-benar bisa diluruskan agar sejarah ini benar-benar bisa diketahui oleh generasi mendatang," ujar Djarot.

"Bukankah Bung Karno pernah berpesan bahwa kita jangan sekali-kali Melupakan sejarah," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: