Denny JA Hadirkan Genre Baru Imajinasi Nusantara Lewat Lukisan Perdamaian Global

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 24 Juni 2025 | 13:27 WIB
Lukisan Denny JA. (Foto/istimewa)
Lukisan Denny JA. (Foto/istimewa)

BeritaNasional.com - Di tengah memanasnya konflik global, dari gempuran udara Amerika Serikat ke Iran hingga krisis kemanusiaan yang berkepanjangan di Jalur Gaza, seniman dan pemikir publik Indonesia, Denny JA, menawarkan narasi tandingan yang unik: perdamaian melalui karya seni.

Melalui serial lukisan terbarunya yang berjudul The Deal of Century, Denny JA menyuarakan harapan akan perdamaian dunia. Karya ini tak hanya menjadi simbol perlawanan terhadap kekerasan, tetapi juga merupakan pengantar lahirnya genre seni rupa baru yang ia gagas sendiri: Imajinasi Nusantara.

“Lukisan ini sekaligus doa agar imajinasi perdamaian tercipta,” ujar Denny JA dalam keterangannya.

Dalam lukisan The Deal of Century, empat tokoh dunia tampil menonjol: Donald Trump (Amerika Serikat), Benyamin Netanyahu (Israel), Ayatollah Ali Khamenei (Iran), dan Mahmoud Abbas (Palestina). Mereka digambarkan berdiri bersama, mengenakan batik khas Nusantara, di hadapan simbol-simbol perdamaian seperti merpati, bola dunia, dan mikrofon.

Lukisan tersebut menggambarkan momen imajiner ketika keempat tokoh sepakat menandatangani kesepakatan damai, membentuk dua negara merdeka yang saling menghormati: Israel dan Palestina. Dalam kisah itu, mereka bahkan dianugerahi Nobel Perdamaian.

Tak hanya membawa pesan damai, Denny JA memperkenalkan pendekatan seni rupa baru yang disebutnya Imajinasi Nusantara. Genre ini merupakan gabungan dari unsur realisme dan surealisme dengan akar budaya Indonesia.

Ciri khas genre ini meliputi:

Batik sebagai elemen utama, digunakan oleh tokoh dalam lukisan sebagai simbol harmoni dan spiritualitas lokal.

Figur manusia realistis, dengan ekspresi dan anatomi yang kuat serta emosional.

Latar surealis, menampilkan langit imajinatif, kabut penuh makna, dan objek melayang yang menyiratkan spiritualitas.

“Genre ini berbeda dari realisme atau surrealisme murni. Imajinasi Nusantara menggabungkan keduanya, dan menjadikannya unik dengan identitas budaya lokal,” kata Denny.

Dengan genre ini, tokoh dunia seperti Trump dan Netanyahu digambarkan mengenakan batik Indonesia, menjadikan lukisan sebagai media diplomasi kultural.

Berbeda dari seniman lainnya yang memamerkan karya di galeri elit, Denny JA memilih untuk mendekatkan seni kepada publik. Sejak 2022, ia telah menghasilkan lebih dari 600 lukisan bersama asisten AI-nya dan menempatkannya di delapan hotel budget di Jakarta dan Jawa Barat.

“Lukisan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Seni tidak harus eksklusif,” ujarnya.

Langkah ini menjadi bagian dari semangat demokratisasi seni, di mana siapa pun bisa mengapresiasi karya tanpa harus masuk galeri besar.

Saat ini, sebanyak 50 lukisan baru tengah dipersiapkan oleh Denny JA dalam genre Imajinasi Nusantara. Ia berharap kontribusinya ini bisa menambah warna dalam sejarah seni dunia, sebagaimana para maestro besar dunia yang dikenal lewat genre khas masing-masing.

“Kini giliran Indonesia meletakkan warnanya dalam palet sejarah seni dunia,” pungkas Denny.

Lukisan The Deal of Century bukan sekadar karya, melainkan sebuah doa visual menuju perdamaian. Di tengah dunia yang sedang bergejolak, Denny JA menyuarakan harapan bahwa seni bisa menjadi jembatan menuju masa depan yang lebih beradab dan manusiawi.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: