28 Negara Besar Mengutuk Kelakuan Israel yang Membunuh Warga Sipil di Gaza

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 22 Juli 2025 | 12:00 WIB
Ilustrasi tentara Israel. (Foto/www.idf.il)
Ilustrasi tentara Israel. (Foto/www.idf.il)

BeritaNasional.com - Sebanyak 28 negara besar, termasuk Inggris, Australia, Kanada, Prancis, Italia, Jepang, Selandia Baru, dan Swiss, menyerukan penghentian serangan yang dilakukan Israel di Gaza. 

Dilansir dari BBC News pada Selasa (22/7/2025), mereka menyatakan bahwa penderitaan warga sipil di wilayah tersebut telah mencapai titik terendah.

Pernyataan bersama ini juga mengkritik model penyerangan Israel yang dianggap berbahaya dan mengutuk serangan Israel terhadap warga sipil yang tengah mencari makanan dan air.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menyatakan serangkaian peristiwa mengerikan tengah terjadi di Gaza, termasuk serangan yang menewaskan anak-anak yang putus asa dan kelaparan. 

Lammy menegaskan bahwa tindakan pemerintah Israel saat ini menyebabkan kerusakan parah dan merusak keamanan jangka panjang. 

Inggris sendiri telah mengumumkan tambahan bantuan kemanusiaan sebesar £40 juta untuk Gaza tahun ini.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 100 warga Palestina tewas akibat tembakan Israel saat mengantre makanan selama akhir pekan, dan 19 lainnya meninggal karena kekurangan gizi. 

Laporan mengenai kematian warga Palestina saat menunggu bantuan hampir setiap hari terjadi sejak Mei.

Menanggapi kritik ini, Kementerian Luar Negeri Israel menolak pernyataan bersama tersebut.

Kementerian tersebut malah menuduh Hamas menyebarkan kebohongan dan merusak distribusi bantuan, alih-alih menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Situasi kemanusiaan semakin memburuk. Program Pangan Dunia (WFP) memperingatkan bahwa krisis kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat keputusasaan baru. 

Mereka melaporkan bahwa malnutrisi meningkat dengan 90.000 perempuan dan anak-anak sangat membutuhkan perawatan. 

"Rumah sakit tidak dapat lagi menyediakan makanan bagi pasien atau staf, banyak di antaranya secara fisik tidak mampu melanjutkan bekerja karena kelaparan ekstrem," kata Dr. Khalil al-Daqran, juru bicara rumah sakit al-Aqsa di Deir al-Balahsinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: