Kesepakatan Dagang AS–UE Disepakati, Berikut Syarat-syaratnya

BeritaNasional.com - Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Minggu (28/7/2025) mengumumkan tercapainya kesepakatan dagang baru antara Amerika Serikat dan Uni Eropa (UE) yang menetapkan tarif sebesar 15 persen. Kesepakatan ini mengakhiri ketidakpastian panjang dalam hubungan dagang kedua belah pihak dan sekaligus menghindari potensi perang dagang.
Tarif 15 persen tersebut merupakan penurunan signifikan dari ancaman tarif sebesar 30 persen yang sempat dilontarkan Trump pada 12 Juli lalu, maupun dari rencana tarif 20 persen pada awal April. Dalam pernyataannya sebagaimana dilansir dari NBC News, Senin (28/7/2025) Trump mengatakan bahwa kesepakatan ini “memuaskan kedua belah pihak” dan menegaskan bahwa Uni Eropa tidak akan memberlakukan tarif atas impor dari Amerika Serikat.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, yang turut hadir dalam pengumuman tersebut, menyambut baik kesepakatan ini. Ia menyatakan bahwa perjanjian tersebut akan membawa stabilitas dan kepastian yang sangat dibutuhkan oleh pelaku usaha di kedua sisi Atlantik.
Namun demikian, Trump menegaskan bahwa tarif 50 persen atas baja tetap berlaku, dan tidak menutup kemungkinan akan ada tarif tambahan untuk sektor farmasi, termasuk terhadap produk dari Irlandia salah satu eksportir utama ke AS. Presiden AS itu bahkan sempat mengancam akan menerapkan tarif hingga 200 persen untuk produk farmasi. Selain itu, tarif untuk semikonduktor juga sedang dipertimbangkan dan bisa diumumkan dalam beberapa minggu ke depan.
Trump juga menyampaikan bahwa Uni Eropa sepakat untuk membeli energi dari Amerika Serikat senilai 750 miliar dolar, dan akan menginvestasikan sekitar 600 miliar dolar di AS, meski belum dijelaskan bentuk dan jangka waktu investasi tersebut. Selain itu, negara-negara anggota Uni Eropa juga disebut akan membeli perlengkapan militer dari AS dalam jumlah besar.
Trump menggambarkan kesepakatan ini sebagai pembukaan pasar Eropa yang sebelumnya menurutnya “nyaris tertutup.” Namun, data menunjukkan bahwa pada 2024, Uni Eropa membeli barang dari AS senilai hampir 400 miliar dolar.
Kesepakatan ini dinilai mirip dengan perjanjian dagang yang dibuat AS dengan Jepang sebelumnya, yang juga menetapkan tarif impor sebesar 15 persen.
Dalam konferensi persnya, von der Leyen menegaskan bahwa tarif 15 persen tidak akan ditumpuk di atas tarif lain yang sudah berlaku. AS dan Uni Eropa juga sepakat untuk menerapkan tarif nol pada sejumlah kategori impor, seperti pesawat dan komponennya, beberapa bahan kimia, obat generik, peralatan semikonduktor, serta produk pertanian tertentu.
Von der Leyen juga menyebut bahwa Uni Eropa akan menggantikan ketergantungan pada energi Rusia dengan membeli gas alam cair (LNG), minyak, dan bahan bakar nuklir dari AS senilai 250 miliar dolar per tahun selama tiga tahun ke depan.
“Tantangan dari tarif 15 persen tidak bisa dianggap enteng, tapi ini adalah kesepakatan terbaik yang bisa kami capai,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa kesepakatan ini memungkinkan Uni Eropa tetap memiliki akses ke pasar AS.
Meski demikian, tahun lalu tarif rata-rata yang dikenakan AS atas produk Uni Eropa hanya sebesar 1,2 persen. Oleh karena itu, Perdana Menteri Irlandia menyatakan bahwa kesepakatan ini, meski disambut positif, tetap akan membuat tarif lebih tinggi dan bisa menyulitkan perdagangan kedua pihak.
Perdana Menteri Jerman juga menyambut kesepakatan ini sebagai langkah penting untuk menghindari konflik dagang yang dapat merugikan industri ekspor Jerman, khususnya sektor otomotif. Tarif kendaraan impor dari Eropa disebut akan turun dari 27,5 persen menjadi 15 persen, sesuatu yang dianggap vital bagi perekonomian Jerman.
Sebelum kesepakatan tercapai, negosiasi antara Uni Eropa dan AS sempat diwarnai ketegangan, terutama setelah Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif secara sepihak melalui platform Truth Social. Uni Eropa pun menyiapkan daftar produk-produk asal AS yang siap dikenakan tarif balasan jika kesepakatan gagal, termasuk pesawat Boeing, kendaraan, bourbon asal Kentucky, dan kedelai dari Louisiana. Nilai total potensi tarif balasan ini diperkirakan mencapai 100 miliar dolar.
Kelompok industri dan pertanian memperingatkan bahwa tarif 30 persen seperti yang sebelumnya diancam Trump bisa berdampak besar pada harga produk seperti anggur, keju, dan pasta. Asosiasi perdagangan otomotif Jerman bahkan menyebut bahwa biaya tambahan akibat ketegangan dagang ini sudah mencapai miliaran dolar.
Diketahui, Uni Eropa merupakan mitra dagang terbesar Amerika Serikat, dengan nilai impor ke AS mencapai 605 miliar dolar pada 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan Meksiko, Kanada, maupun Tiongkok. Produk farmasi, terutama dari Irlandia, menjadi kategori impor terbesar, disusul oleh mobil, pesawat, dan mesin berat dari negara seperti Prancis dan Jerman.
Trump masih mempertimbangkan untuk menerapkan tarif 200 persen terhadap produk farmasi, meskipun kebijakan itu diperkirakan tidak akan diberlakukan setidaknya selama 18 bulan ke depan. Belum jelas apakah kesepakatan baru ini akan mencegah rencana tersebut.
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 18 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 7 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 5 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu