UNICEF Ungkap Anak-anak di Gaza Hadapi Ancaman Kematian Massal

BeritaNasional.com - Badan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) pada Jumat (1/8/2025) mendesak komunitas internasional untuk segera bertindak.
Organisasi tersebut memperingatkan bahwa puluhan ribu anak di Jalur Gaza berisiko mengalami kematian massal akibat memburuknya kondisi di tengah perang yang sedang berlangsung.
Wakil Direktur Eksekutif UNICEF Ted Chaiban menyampaikan keprihatinan mendalam pada sebuah pengarahan setelah kembali dari kunjungan keempatnya ke wilayah tersebut sejak perang dimulai.
"Hari ini, saya ingin tetap fokus pada Gaza, karena di Gaza merupakan lokasi di mana terjadinya penderitaan paling parah dan anak-anak meninggal pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Chaiban.
Menurut dia, situasi saat ini berada di titik kritis.
"Kita saat ini berada di persimpangan jalan, dan pilihan yang dibuat sekarang akan menentukan apakah puluhan ribu anak akan hidup atau mati," lanjutnya.
Selama kunjungannya ke Gaza, Chaiban terkejut melihat langsung penderitaan yang terjadi.
"Anda melihat gambar-gambar di berita, dan Anda tahu apa yang telah terjadi, tetapi tetap saja mengejutkan ketika Anda berada di sana; tanda-tanda penderitaan dan kelaparan yang parah terlihat di wajah keluarga dan anak-anak," paparnya.
Chaiban menggarisbawahi bahwa lebih dari 18.000 anak telah terbunuh sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023. Selain itu, Gaza juga menghadapi risiko kelaparan serius.
"Satu dari tiga orang di Gaza mengalami hari-hari tanpa makanan, dan indikator malnutrisi telah melampaui ambang batas kelaparan, dengan malnutrisi akut global kini mencapai lebih dari 16,5 persen," jelasnya.
Lebih lanjut, ia memperingatkan bahwa lebih dari 320 ribu anak kecil kini berisiko mengalami malnutrisi akut. Situasi di lapangan dianggapnya "tidak manusiawi," dan yang paling dibutuhkan anak-anak adalah gencatan senjata berkelanjutan serta solusi politik.
Mengenai bantuan yang dikirimkan melalui udara, Chaiban mengakui bahwa setiap metode pengiriman bantuan penting, namun ia menekankan bahwa bantuan udara tidak sebanding dengan efektivitas pengiriman melalui darat.
"Tetapi, bantuan melalui udara tidak dapat menggantikan volume dan skala yang dapat dicapai oleh konvoi melalui jalan darat," tegasnya.
Chaiban mendesak agar volume bantuan dapat ditingkatkan kembali menjadi sekitar 500 truk per hari melalui semua rute, mencakup bantuan kemanusiaan dan komersial.
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 6 jam yang lalu
OLAHRAGA | 7 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu