BI Diminta Perkuat Sistem Cadangan Emas

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 06 Agustus 2025 | 02:30 WIB
Ilustrasi cadangan emas (Foto/Pixabay)
Ilustrasi cadangan emas (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun berharap Bank Indonesia (BI) lebih proaktif memperkuat sistem cadangan emas di Indonesia.

"BI harus lebih aktif. Dalam arah kebijakan moneter, memperkuat sistem cadangan emas ini menjadi sangat signifikan bagi bank sentral," kata Misbakhun ditemui saat Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah di Jakarta.

Dia menyinggung soal penerapan penjaminan simpanan emas secara resmi di Turki. Bank sentral di negara itu juga turut mengelola emas sebagai cadangan aktif.

Sedangkan, di Indonesia, BI dinilai lebih berfokus pada instrumen keuangan nonemas, seperti Surat Berharga Rupiah Indonesia (SRBI), alih-alih memperkuat cadangan emas.

"Kalau kita berbasis pada cadangan emas, maka kekuatan bank sentral juga akan lebih kuat. Dan ini menurut saya mengubah arah kebijakan moneter kita. Karena selama ini instrumen yang banyak diperkuat oleh BI adalah instrumen keuangan nonemas," ujarnya.

Padahal, lanjut dia, Indonesia memiliki cadangan emas yang besar dengan nilai mencapai 220 ton, dengan rincian sebanyak 80 ton di BI, 100 ton di PT Pegadaian, dan 40 ton di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Nilai itu pun belum mencakup cadangan emas milik masyarakat yang tidak tercatat dalam sistem formal.

Misbakhun meyakini emas berpotensi untuk menjadi dasar sistem ketahanan ekonomi nasional.

Selain mendorong peran aktif BI, Ketua Komisi XI juga menyarankan sistem cadangan emas melalui regulasi, seperti larangan ekspor emas dan pembangunan sistem kustodian penyimpanan emas.

Dia pun menekankan urgensi pengaturan tentang penjamin simpanan emas di bank bullion.

Ketika Indonesia berhasil membangun sistem cadangan emas yang kuat, Misbakhun yakin Indonesia dapat memperdagangkan kontrak derivatif emas secara internasional seperti yang dilakukan London Bullion Market Association (LBMA) atau Chicago Mercantile Exchange (CME).

Sumber: Antara


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: