Mentan: Target Swasembada Beras Dipercepat, Indonesia Tak Impor Lagi pada 2026!

BeritaNasional.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah menargetkan swasembada beras dapat tercapai dalam waktu satu tahun.
Pada awal pelantikannya sebagai Mentan, lanjut Amran, Presiden menugaskannya untuk mewujudkan swasembada pangan dalam empat tahun. Namun, target itu kemudian terus dipercepat.
"Target Pak Presiden kepada kami pada saat dilantik, yaitu empat tahun harus swasembada pangan khususnya beras," kata Amran di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/10/2025).
"Kemudian setelah 21 hari ada perubahan sedikit, target empat tahun menjadi 3 tahun. (Di) 45 hari, ada perubahan sedikit lagi dari target tiga tahun menjadi 1 tahun," tambah Amran.
Amran berujar, target tersebut diperkirakan dapat segera tercapai. Pasalnya, terdapat peningkatan produksi padi nasional yang signifikan dalam setahun terakhir. Dia pun yakin Indonesia mulai bisa swasembada beras pada 2026.
"Alhamdulillah hari ini mudah-mudahan tidak ada aral melintang, dua bulan ke depan kurang lebih tiga bulan Insyaallah Indonesia tidak impor lagi. Mudah-mudahan tidak ada iklim ekstrem, kita swasembada," ujar Amran.
Amran memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional hingga November 2025 mencapai 33,1 juta ton dan diperkirakan menembus 34 juta ton hingga akhir tahun. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun lalu yang hanya 30 juta ton.
"Dan sampai dengan hari ini, produksi kita, hari ini 33,1 juta ton sesuai BPS, Januari-November. Perkiraan produksi kita yaitu 34 juta ton di akhir tahun. Dibandingkan tahun lalu, produksi kita 30 juta ton," jelas Amran.
Selain produksi, Amran juga menyebut terjadi penurunan harga beras pada September 2025 yang menandakan deflasi komoditas pangan.
"Khusus bulan ini, beras terjadi deflasi, yaitu -0,13 persen. Lima tahun terakhir, ini pertama di bulan September, di saat paceklik," ucap Amran.
Amran menambahkan, peningkatan kinerja produksi pertanian Indonesia juga diakui lembaga pangan dunia FAO.
"Ini menarik, produksi kita oleh FAO diprediksi kenaikannya adalah nomor dua terbesar dunia setelah Brasil," ungkapnya.
Selain itu, kesejahteraan petani juga tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) yang melampaui target pemerintah.
"NTP kita, tingkat NTP nilai tukar petani, kesejahteraan petani naik. Target Kementerian Keuangan kepada kami yaitu 110 persen. Alhamdulillah hari ini NTP 124,36 persen. Jadi di atas target," kata Amran.
Amran menegaskan, capaian ini menjadi kabar baik bagi sektor pertanian nasional dan menunjukkan peningkatan kesejahteraan petani.
"Begitu juga produksi kita, target dari BPR Komisi IV dan Kemenkeu yaitu 32 juta ton. Alhamdulillah sekarang sudah 33,1 juta ton dan akhir tahun nanti itu minimal 34 juta ton. Ini kabar baik untuk petani Indonesia, jadi ada peningkatan 4 juta ton," tandasnya.
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 11 jam yang lalu
PERISTIWA | 23 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu