Hari Anak Perempuan Internasional 2025, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 14:32 WIB
Anak-anak perempuan bermain di taman. (BeritaNasional/Oke Atmaja)
Anak-anak perempuan bermain di taman. (BeritaNasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Setiap 11 Oktober, dunia memperingati Hari Anak Perempuan Internasional atau International Day of the Girl Child. Tahun ini menandai satu dekade perayaan yang berfokus pada hak, kesempatan, dan masa depan anak perempuan di seluruh dunia.

Momentum sepuluh tahun ini menjadi saat penting untuk merefleksikan sejauh mana dunia telah mendukung anak perempuan serta tantangan besar yang masih mereka hadapi, termasuk di Indonesia.

Makna dan Tujuan Hari Anak Perempuan Sedunia

Peringatan ini bermula dari Konferensi Dunia tentang Perempuan di Beijing tahun 1995, di mana negara-negara dunia sepakat untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Sejak saat itu, PBB menetapkan 11 Oktober sebagai hari untuk meningkatkan kesadaran akan ketidaksetaraan gender dan memberdayakan anak perempuan agar dapat mencapai potensi terbaik mereka.

Hari Anak Perempuan Internasional bukan hanya simbol perayaan, melainkan juga seruan global untuk bertindak. Ketika anak perempuan mendapatkan pendidikan, perlindungan, dan kesehatan yang layak, mereka memiliki peluang lebih besar untuk hidup mandiri dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat.

Dukungan dan Perlindungan untuk Anak Perempuan

Anak perempuan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, dan keamanan. Namun, di berbagai belahan dunia, masih banyak anak perempuan yang menghadapi hambatan besar.

Mereka kerap mengalami diskriminasi, kekerasan berbasis gender, hingga pernikahan usia dini. Beberapa negara bahkan masih melarang anak perempuan bersekolah, seperti yang terjadi di Afghanistan. Kondisi ini sangat merugikan masa depan anak perempuan dan potensi pembangunan bangsa.

Ketika anak perempuan:

- Mendapatkan pendidikan, mereka lebih berpeluang menjalani hidup sehat, produktif, dan mandiri.
- Menerima layanan kesehatan yang tepat, mereka tumbuh dengan kepercayaan diri dan kesadaran tubuh yang kuat.
- Memahami hak-hak mereka, termasuk hak untuk hidup tanpa kekerasan, mereka lebih berani untuk melindungi diri dan melaporkan pelecehan.

Dengan dukungan yang tepat, anak perempuan dapat menjadi agen perubahan dalam komunitas mereka.

Tantangan Nyata Anak Perempuan di Indonesia

Di Indonesia, anak perempuan masih menghadapi berbagai persoalan serius, antara lain:

1. Putus sekolah akibat kemiskinan atau perkawinan dini.
2. Keterbatasan akses terhadap pendidikan kesehatan reproduksi.
3. Kasus kekerasan terhadap anak perempuan yang meningkat.
4. Norma sosial yang masih membatasi peran anak perempuan di masyarakat.

Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), angka kekerasan terhadap anak perempuan meningkat pasca-pandemi. Selain itu, anak perempuan di daerah pedesaan dan tertinggal masih kesulitan mendapatkan pendidikan yang setara.

Investasi untuk Masa Depan: Anak Perempuan

 adalah Kunci Kemajuan
Berinvestasi pada anak perempuan berarti berinvestasi pada masa depan bangsa. Setiap dukungan yang diberikan — baik melalui pendidikan, kesehatan, maupun perlindungan sosial — akan membentuk generasi masa depan yang kuat dan berdaya saing tinggi.

Kini, saat dunia memperingati 10 tahun Hari Anak Perempuan Internasional, kita diajak untuk memperbarui komitmen dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Anak perempuan berhak tumbuh dalam lingkungan yang aman, mendapatkan pendidikan berkualitas, dan memiliki kesempatan yang setara untuk berkontribusi di masyarakat.

Hari Anak Perempuan Internasional adalah panggilan bagi seluruh masyarakat untuk bertindak nyata. Mari bersama-sama memastikan setiap anak perempuan di Indonesia dan di seluruh dunia  tumbuh sehat, berpendidikan, dan terlindungi dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.

Karena ketika kita memberdayakan anak perempuan, kita sedang membangun masa depan yang lebih adil, kuat, dan berkelanjutan untuk semua.

(Rep/Nissa)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: