Apa Itu Akrilamida, Zat yang Bisa Picu Kanker
BeritaNasional.com - Apakah Anda sadar jika makanan kita konsumsi sehari-hari, seperti kentang goreng, roti panggang, bahkan kopi, bisa mengandung zat bernama akrilamida.
Zat ini terbentuk secara alami saat bahan makanan yang kaya karbohidrat dimasak pada suhu tinggi, seperti digoreng, dipanggang, atau dibakar. Meski tidak berbau dan tak terlihat, akrilamida bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi terus-menerus.
Banyak penelitian menunjukkan, paparan akrilamida dalam jangka panjang berpotensi meningkatkan risiko gangguan saraf hingga kanker.
Lalu, sebenarnya apa itu akrilamida dan apa bahayanya?
Akrilamida, atau dikenal juga sebagai amida akrilat, merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul C₃H₅NO. Zat ini berbentuk kristal padat yang tidak berwarna, tidak berbau, dan mudah larut dalam air.
Secara umum, akrilamida banyak dimanfaatkan dalam industri, terutama untuk pembuatan polimer dan berbagai produk turunan lainnya. Namun, tanpa disadari, senyawa ini juga dapat terbentuk secara alami pada makanan tertentu selama proses pemasakan.
Proses terbentuknya akrilamida
Akrilamida muncul ketika asam amino dan gula alami dalam bahan makanan bereaksi saat dipanaskan pada suhu tinggi misalnya ketika digoreng, dipanggang, atau dibakar. Reaksi kimia yang disebut reaksi Maillard inilah yang memicu proses pencoklatan dan karamelisasi, sehingga makanan menjadi lebih gurih, beraroma, dan menggugah selera.
Sayangnya, selain memberikan warna dan cita rasa yang lezat, reaksi tersebut juga dapat menghasilkan akrilamida sebagai hasil sampingan. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah akrilamida yang terbentuk, seperti suhu dan lama waktu memasak, jenis bahan makanan, hingga komposisi minyak atau bahan tambahan yang digunakan.
Contohnya, bahan makanan tinggi karbohidrat dengan kadar protein rendah seperti kentang lebih berisiko membentuk akrilamida ketika dimasak pada suhu tinggi.
Akrilamida tergolong sebagai senyawa kimia yang berpotensi berbahaya bagi tubuh. Namun, sama seperti zat gizi lainnya, yang menentukan efeknya adalah takaran atau dosis. Bahkan zat yang bermanfaat sekalipun bisa menjadi racun jika dikonsumsi berlebihan.
Paparan akrilamida dalam jumlah tinggi diketahui dapat memicu kerusakan dan gangguan pada sistem saraf. Sejumlah penelitian pada hewan juga memperlihatkan bahwa konsumsi akrilamida dalam dosis besar bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Namun, hasil penelitian pada hewan tidak bisa sepenuhnya disamakan dengan manusia karena proses metabolisme keduanya berbeda.
Menurut keterangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), akrilamida dapat terbentuk secara alami dalam makanan yang dimasak dengan suhu tinggi, seperti saat menggoreng atau memanggang.
Kendati demikian, FDA tidak melarang masyarakat untuk mengonsumsi makanan yang digoreng atau dipanggang, melainkan menyarankan agar tetap menjaga keseimbangan pola makan dan memperhatikan cara pengolahan agar lebih sehat.
Sumber: Antara
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
EKBIS | 18 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu







