Amazon Siapkan PHK Terbesar dalam Sejarah, 30.000 Pegawai Terancam!
BeritaNasional.com - Amazon dilaporkan tengah bersiap melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran mulai Selasa (28/10/2025) waktu setempat. Langkah ini akan menjadi gelombang PHK terbesar dalam sejarah perusahaan tersebut.
Mengutip laporan CNBC, rencana PHK ini akan mencakup hampir seluruh divisi bisnis Amazon. Seorang sumber internal yang enggan disebutkan namanya menyebutkan bahwa pemberitahuan kepada karyawan akan dikirimkan melalui email pada Selasa pagi waktu setempat.
Menurut laporan Reuters, jumlah karyawan yang terdampak diperkirakan mencapai 30.000 orang dari total sekitar 350.000 pegawai korporat Amazon di seluruh dunia. Perusahaan menolak memberikan komentar terkait kabar ini.
Amazon merupakan pemberi kerja swasta terbesar kedua di Amerika Serikat, dengan total 1,54 juta karyawan global hingga akhir kuartal kedua 2025. Mayoritas dari angka tersebut merupakan pekerja gudang dan logistik.
Gelombang PHK ini juga disebut sebagai yang terbesar di industri teknologi sejak 2020, berdasarkan data dari situs Layoffs.fyi. Hingga pekan ini, tercatat lebih dari 200 perusahaan teknologi telah memangkas sekitar 98.000 karyawan sejak awal tahun.
Langkah Amazon menambah daftar panjang perusahaan teknologi yang melakukan efisiensi tenaga kerja pada 2025. Microsoft telah memangkas sekitar 15.000 pegawai, Meta memberhentikan 600 staf di divisi kecerdasan buatan (AI), Google memotong lebih dari 100 posisi di unit cloud, sementara Salesforce dan Intel masing-masing memangkas 4.000 dan 22.000 karyawan.
PHK massal di industri teknologi sebelumnya mencapai puncaknya pada tahun 2023, ketika lebih dari 1.200 perusahaan di sektor tersebut memberhentikan lebih dari 260.000 pekerja akibat inflasi tinggi dan kenaikan suku bunga.
Amazon sendiri telah melakukan PHK bertahap sejak 2022 dengan total lebih dari 27.000 karyawan yang terdampak. Tahun ini, pemangkasan tenaga kerja berlanjut di beberapa divisi, termasuk cloud, ritel, komunikasi, dan perangkat.
Kebijakan efisiensi ini merupakan bagian dari strategi CEO Andy Jassy yang mulai diterapkan sejak masa pandemi Covid-19. Jassy juga berupaya menyederhanakan struktur organisasi dengan mengurangi lapisan manajerial agar perusahaan lebih efisien.
Dalam sebuah memo kepada karyawan pada Juni lalu, Jassy menegaskan bahwa penerapan AI generatif akan semakin memengaruhi jumlah tenaga kerja Amazon.
“Perusahaan akan membutuhkan lebih sedikit orang untuk beberapa pekerjaan yang ada saat ini, dan lebih banyak orang untuk jenis pekerjaan baru,” tulisnya.
Jassy menambahkan, perubahan tersebut kemungkinan akan membuat jumlah total karyawan korporat Amazon terus menurun dalam beberapa tahun mendatang.
Sumber: NBC News
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 12 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu







