8 November Diperingati sebagai Hari Perencanaan Kota Sedunia, Ini Pesan dan Faktanya

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 08 November 2025 | 09:04 WIB
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutan saat peresmian pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).  (Biropers)
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sambutan saat peresmian pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia di Kota Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025). (Biropers)

BeritaNasional.com -  Setiap tanggal 8 November diperingati sebagai Hari Perencanaan Kota Sedunia atau World Town Planning Day.

Peringatan ini menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran global akan pentingnya tata ruang yang terencana, berkelanjutan, dan berpihak pada manusia.

Hari ini bukan sekadar simbol peringatan, melainkan ajakan agar masyarakat dan pemerintah di seluruh dunia lebih memperhatikan kualitas hidup melalui kota yang tertata, hijau, dan berdaya saing.

Sejarah Hari Perencanaan Kota Sedunia

Hari Perencanaan Kota Sedunia pertama kali diperkenalkan pada tahun 1949 oleh Profesor Carlos Maria della Paolera, seorang ahli perencanaan asal Argentina yang juga pendiri Institute of Urbanism di Buenos Aires.

Melalui gagasannya, Paolera ingin menegaskan bahwa perencanaan kota tidak hanya soal tata ruang, tetapi juga tentang keadilan sosial, efisiensi lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.

Kini, lebih dari 30 negara di dunia memperingati tanggal 8 November sebagai ajang untuk mengkampanyekan pembangunan berkelanjutan, kebijakan tata kota, serta inovasi dalam menata kehidupan perkotaan agar lebih nyaman dan manusiawi.

Makna dan Tujuan Hari Perencanaan Kota Sedunia

Hari ini mengandung pesan kuat: kota harus dirancang untuk manusia, bukan sebaliknya.

Dengan perencanaan yang matang dan berkelanjutan, berbagai masalah perkotaan seperti kemacetan, banjir, kekurangan ruang hijau, serta ketimpangan sosial dapat dikurangi secara signifikan.

Selain itu, Hari Perencanaan Kota Sedunia juga menjadi momentum refleksi bagi pemerintah, perencana, dan masyarakat untuk menilai kembali arah pembangunan kota, termasuk bagaimana kota beradaptasi dengan:

  • Perubahan iklim global
  • Pertumbuhan penduduk yang cepat
  • Kemajuan teknologi digital

Kebutuhan ruang hidup yang manusiawi dan berkeadilan

Dengan demikian, perencanaan kota yang baik bukan hanya tanggung jawab arsitek atau pemerintah, melainkan kerja kolektif untuk menciptakan tempat tinggal yang layak dan berkelanjutan bagi generasi masa depan.

Fakta Menarik Hari Perencanaan Kota Sedunia

Dirayakan secara global di lebih dari 30 negara melalui seminar, diskusi publik, kampanye lingkungan, hingga pameran rancangan kota masa depan.

Beberapa negara memanfaatkan momen 8 November untuk memperkenalkan kebijakan baru dalam tata ruang dan pengembangan wilayah perkotaan.

Tema tahunan berbeda tiap tahun, sering kali menyoroti isu-isu global seperti smart city, kota hijau, dan mitigasi perubahan iklim.

Perencanaan kota modern melibatkan beragam disiplin ilmu: arsitektur, geografi, teknologi digital, lingkungan, hingga ilmu sosial.

Pada tahun 2050, diperkirakan 70% populasi dunia akan tinggal di kawasan perkotaan — menjadikan perencanaan kota efektif sebagai kebutuhan mendesak.

Menuju Kota yang Tertata dan Berkelanjutan

Hari Perencanaan Kota Sedunia menjadi pengingat bahwa pembangunan kota tidak boleh semata mengejar kemajuan fisik, tetapi juga harus memperhatikan keseimbangan lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Kota yang baik adalah kota yang memberi ruang bagi manusia untuk tumbuh, bukan hanya tempat bangunan berdiri megah.

Melalui perencanaan kota yang cerdas, berkelanjutan, dan inklusif, dunia dapat bergerak menuju masa depan yang lebih tertata  di mana setiap sudut kota menjadi ruang hidup yang aman, nyaman, dan berdaya.

(Rep/Shafira)sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: