Paus Leo Kritik Keras Trump soal Kebijakan Migran AS

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 09 November 2025 | 16:00 WIB
Paus Leo menyambut Presiden Abbas (Foto/Vatican news)
Paus Leo menyambut Presiden Abbas (Foto/Vatican news)

BeritaNasional.com - Paus Leo XIV menyampaikan kritik keras terhadap pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Dilansir dari BBC News pada Sabtu (8/11/2025), Paus kelahiran AS pertama ini    mendesak Trump untuk merefleksikan kebijakan pemerintah terhadap migran di AS. 

Ia secara terbuka menyatakan banyak orang sangat terpengaruh oleh kebijakan deportasi massal yang kontroversial.

Selain itu, Paus Leo juga memperingatkan bahwa serangan bom AS terhadap kapal-kapal Venezuela yang diduga membawa narkoba berisiko meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.

Paus Leo XIV mengatakan ada migran yang telah tinggal di AS selama bertahun-tahun tanpa pernah menimbulkan masalah. Ia menegaskan kembali ajaran Katolik bahwa setiap orang Kristen akan dihakimi berdasarkan cara mereka menyambut orang asing. Kritik ini mengejutkan umat Katolik konservatif di AS yang awalnya menyambut baik Paus Leo.

Sejarawan Katolik Austen Ivereigh berharap Paus Leo menjadi sekutu setelah hubungan yang tegang dengan pendahulunya, Paus Fransiskus.

"Saya terkejut dengan betapa langsungnya rujukannya karena dia jelas-jelas berbicara tentang penangkapan ICE (badan penegakan hukum imigrasi di AS)," ujarnya.

Sebulan sebelumnya, Paus Leo juga menggunakan kata "tidak manusiawi" untuk merujuk pada tindakan keras yang dipimpin Trump terhadap migran. 

Kini, para konservatif mulai sadar bahwa fokus Paus tetap pada ajaran gereja.

"Sekarang mereka menyadari bahwa Leo tidak akan mengubah ajaran gereja demi mereka," kata Ivereigh. 

"Mereka menyadari bahwa gayanya sangat berbeda dari Fransiskus, tetapi ajaran dan prioritasnya sama,’’ lanjutnya.

Pengalaman Pribadi dan Ajaran Ortodoks

Lahir di Chicago dengan nama Robert Prevost, Paus Leo menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai misionaris di Peru, sebuah pengalaman yang membentuk pandangan pribadinya tentang migrasi.

"Saya pikir ini adalah isu yang penting baginya secara pribadi," kata Profesor Anna Rowlands dari Universitas Durham. 

"Beliau pernah tinggal di negara-negara yang terdampak kebijakan ini, dan beliau sendiri diterima sebagai seorang migran. Pada dasarnya, beliau adalah seorang uskup migran," tuturnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: