Kasus Ledakan SMAN 72, Polisi Minta Kemenkomdigi Blokir Website Tutorial Rakit Bom

Oleh: Bachtiarudin Alam
Rabu, 12 November 2025 | 11:53 WIB
Ledakkan di SMA 72 (Foto/Istimewa)
Ledakkan di SMA 72 (Foto/Istimewa)

BeritaNasional.com - Polda Metro Jaya turut berkoordinasi bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) untuk menyisir dan memblokir website yang dijadikan sarana siswa SMAN 72 melihat tutorial perakitan bom.

Koordinasi ini sebagai tindak lanjut atas penyidikan kasus ledakan bom yang terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara (Jakut) dilakukan oleh siswa berinisial F yang yang kini berstatus anak berkonflik dengan hukum (ABH).

"Untuk semua terkait mengenai website yang sudah termonitor juga ada dari rekan Densus yang memberitahukan kepada kami. Saat ini kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Komdigi, Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital untuk melakukan pembatasan atau pemblokiran terhadap website tersebut," kata Dirresiber Polda Metro Jaya Kombes Roberto Pasaribu dikutip, Rabu (12/11/2025).

Selain itu, Roberto juga mengatakan, saat ini masih menelusuri keseluruhan media online yang diakses atau diikuti oleh ABH tersebut. Semua langkah ini dilakukan melalui digital forensik terhadap laptop pelaku yang sudah disita.

"Jadi kami selanjutnya akan memaparkan mengenai apa-apa saja yang sudah pernah dipelajari, dikunjungi ataupun dilakukan distribusi oleh yang bersangkutan di dalam digital device yang ada," ucapnya.

Sementara, Juru bicara Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana menyebut jika pelaku diduga mencari tahu terkait bagaimana cara orang meninggal dunia dan konten kekerasan lainnya setelah bergabung ke dalam grup kekerasan. 

"Di situ menginspirasi bersangkutan, karena yang bersangkutan mengikuti komunitas di media sosial di mana di situ mereka mengagumi kekerasan,” ujar Mayndra.

“Motivasi yang lain ketika beberapa pelaku melakukan tindakan kekerasan lalu mengupload ke media tersebut, komunitas itu akan mengapresiasi sesuatu hal yang heroik. Di situ hal yang memprihatinkan," sambung dia.

Sebagaimana diketahui, peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11/2025) saat khotbah solat Jumat. Diketahui, total sampai saat ini terdata ada sebanyak 96 orang menjadi korban ledakan, termasuk pelaku yang telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH).

Sementara untuk 68 orang diantaranya telah diperbolehkan melangsungkan rawat jalan. Lalu untuk 28 korban lainnya masih menjalani perawatan, dengan rincian 13 orang di RS Islam Cempaka Putih, 1 orang di RS Polri, dan 14 orang di RS Yarsi.

Para korban turut terdampak akibat ledakan di dua TKP, pertama di dalam Masjid memakai dua peledak mekanisme remote jarak jauh. Kemudian, dua ledakan dan dua bom tidak meledak di bank sampah, sementara sisa bom tidak meledak ditemukan di taman baca yang memakai mekanisme sumbu.

Sedangkan dari latar belakang F selaku anak berkonflik dengan hukum, didapat jika yang bersangkutan dikenal sebagai pribadi tertutup jarang bergaul. Sampai akhirnya, dorongan melakukan tindakan ekstrim, karena pengaruh dari media sosial.


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: