Produsen Suplemen Diet di Jepang Minta Maaf Buntut Tewasnya Lima Orang

Oleh: Tarmizi Hamdi
Sabtu, 30 Maret 2024 | 19:00 WIB
Ilustrasi suplemen diet. (Foto: Freepik)
Ilustrasi suplemen diet. (Foto: Freepik)

Indonesiaglobe.id - Perusahaan farmasi asal Jepang Kobayashi Pharmaceutical kembali melaporkan kematian yang diduga disebabkan suplemen diet dari beras ragi merah.

Perusahaan farmasi yang berbasis di Osaka itu mendapat kecaman karena tidak segera mengumumkan masalah yang diketahui secara internal pada awal Januari. Pengumuman publik pertama dilakukan pada 22 Maret.

Akhirnya, perusahaan tersebut menarik kembali sejumlah suplemen diet dari seluruh wilayah pekan ini setelah dikaitkan dengan dua kematian.

Sejak Jumat (29/3), tercatat ada lima korban meninggal atas kasus konsumsi obat diet tersebut.

Selain itu, dikutip dari laman VOA Indonesia, lebih dari 100 orang dirawat di rumah sakit setelah mengonsumsi produk Kobayashi yang mengandung beni koji, yakni sejenis beras fermentasi yang dianggap membantu menurunkan kolesterol.

Pada Kamis (28/3), pihak perusahaan mengatakan bahwa dua orang lainnya meninggal usai mengonsumsi suplemen buatannya.

Beberapa orang mengalami masalah ginjal setelah mengonsumsi suplemen itu, namun penyebab pastinya masih diselidiki, menurut produsennya, dengan melibatkan kerjasama laboratorium pemerintah.

“Kami meminta maaf sedalam-dalamnya,” kata Akihiro Kobayashi, presiden Kobayashi Pharmaceutical Co. pada Jumat (29/3).

Produk-produk perusahaan tersebut telah ditarik kembali, begitu pula puluhan produk lain yang mengandung benikoji, termasuk pasta miso, biskuit, dan saus cuka. Kementerian Kesehatan Jepang memasang daftar di situs resminya berisi semua produk yang ditarik kembali, termasuk beberapa produk yang menggunakan benikoji untuk pewarna makanan.

Kementerian itu memperingatkan jumlah kematian bisa terus bertambah. Suplemen tersebut dapat dibeli di toko obat tanpa resep dokter, dan beberapa mungkin telah dibeli atau diekspor sebelum penarikan, termasuk oleh wisatawan yang mungkin tidak menyadari risiko kesehatannya.

Kobayashi Pharmaceutical telah menjual produk benikoji selama bertahun-tahun, dengan satu juta paket terjual selama tiga tahun fiskal terakhir, tetapi masalah muncul pada suplemen yang diproduksi pada tahun 2023. Kobayashi Pharmaceutical mengatakan pihaknya memproduksi 18,5 ton benikoji tahun lalu.

Beberapa analis menyalahkan inisiatif deregulasi baru-baru ini, yang menyederhanakan dan mempercepat persetujuan produk kesehatan untuk memacu pertumbuhan ekonomi.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: