Europol: Ada 821 Jaringan Kriminal di Eropa

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 09 April 2024 | 20:00 WIB
Europol saat menjalankan operasinya (Foto/Pixabay)
Europol saat menjalankan operasinya (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Otoritas kepolisian Eropa, Europol untuk pertama kalinya menganalisis geng-geng paling mengancam di Uni Eropa. Dalam laporan komprehensif tentang kejahatan terorganisir, mereka menyebutkan, ada 821 kelompok kriminal yang melakukan aktivitas ilegal mereka di seluruh Eropa. Aktivitas mereka juga mengancam Uni Eropa (UE).

Geng-geng ini memiliki lebih dari 25.000 anggota. "Kejahatan yang serius dan terorganisir ada di mana-mana dan terus menjadi ancaman besar terhadap keamanan internal Uni Eropa,” demikian dikutip dari riset setebal 51 halaman tersebut. 

Kegiatan geng-geng kriminal ini berlangsung di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Spanyol.

Dikutip dari DW, laporan ini hanya menitikberatkan pada jaringan yang paling mengancam dan cara kerjanya. Disebutkan Europol, jaringan ini adalah organisasi yang sangat profesional dan beroperasi secara internasional. 

Sifat jaringan ini fleksibel, dikontrol dan destruktif. "Mereka tidak beroperasi di dunia kriminal yang terisolasi, namun memiliki dampak langsung terhadap kehidupan warga negara UE,” demikian isi riset otoritas yang bermarkas di Den Haag itu.

Laporan tersebut mengambil contoh aktivitas keluarga Ndrangheta yang "berkuasa" di Italia. Keuntungan dari perdagangan narkoba dan senjata jaringan itu diinvestasikan di seluruh Eropa di sektor real estate, supermarket (ritel), dan perhotelan.

Menurut analisis Europol, mayoritas kegiatan geng-geng itu terfokus pada perdagangan narkoba, terutama perdagangan kokain, tetapi juga obat-obatan sintetis dan ganja. Kejahatan lainnya termasuk penipuan, perampokan dan pencurian, perdagangan manusia dan penyelundupan migran.

Menurut Europol, ancaman terbesarnya terletak pada infiltrasi dunia bisnis legal, tujuannya adalah untuk memfasilitasi dan menutupi kejahatan dan mencuci uang.

Menurut laporan tersebut, sekitar 86 persen geng tersebut menyusup pada "struktur perdagangan legal” dalam melakukan aktivitas kriminal mereka. Terutama mencakup industri konstruksi dan real estate (properti) serta industri perhotelan dan logistik.

Geng-geng kriminal ini juga suka bersembunyi di balik sektor real estate, yang dimanfaatkan sebagai alat untuk mencuci uang hasil kejahatan. Mereka memakai pengacara atau ahli keuangan yang terkadang tidak mengetahui asal usul kriminal dari aset tersebut. 

Perlu diketahui, klub malam sering digunakan untuk perdagangan narkoba, pemerasan dan perlindungan, serta penyelundupan migran dan senjata, tambah badan tersebut.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: