12 Tim Relawan MER-C Terperangkap di Gaza Akibat Israel Serang Rafah

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 09 Mei 2024 | 15:28 WIB
Israel terus gempur Gaza (Foto/Inst Gaza Now)
Israel terus gempur Gaza (Foto/Inst Gaza Now)

BeritaNasional.com - Israel menyerang Rafah dengan membabi buta. Mereka tidak memedulikan seruan banyak negara untuk tidak melancarkan serangan ke Rafah, kota di mana sekitar 1,5 juta pengungsi berlindung.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan serangan darat ke Rafah. Alasan utamanya adalah karena Rafah merupakan benteng terakhir kelompok militan Hamas dan tekanan untuk membebaskan sisa sandera yang diduga kuat ditahan di sana. 

Selang satu hari setelah dimulainya operasi itu, Pasukan Pertahanan Israel IDF merebut perbatasan Rafah, pintu masuk utama bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Menanggapi perkembangan tersebut, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengatakan, hingga saat ini ada 12 relawan MER-C di Rafah, termasuk dua relawan yang memang sudah lama tinggal di Rumah Sakit Indonesia di utara Gaza.

Awalnya, lanjutnya, terdapat dua relawan MER-C di Rafah setelah mereka dievakuasi dari wilayah utara Gaza. Jumlahnya bertambah sepuluh orang anggota EMT (Tim Medis Darurat) MER-C dari berbagai elemen di Indonesia di Rafah setelah bergabung dengan rombongan Badan Kesehatan Dunia WHO.

Tim relawan etape ketiga ini, ujar Sarbini, harusnya keluar dari Gaza Senin lalu, rotasi dengan tim keempat yang sudah bersiap masuk ke Gaza. 

Namun serangan darat Israel ke Rafah membatalkan rencana ini. WHO juga telah menginstruksikan untuk tidak melakukan pergantian tim selagi Israel melancarkan operasi militer di Rafah.

"Kita berharap mereka bisa dievakuasi aau bisa keluar dari Gaza hingga ada pergantian tim yang hendak masuk dari Kairo ke Gaza. Kita akan terus mengupayakan hal-hal yang serius untuk terus membantu warga Gaza yang pada hari ini memang sangat membutuhkan bantuan, perhatian dari kita semuanya," katanya.


Dikutip dari VOA, Kamis (9/5/2024), Sarbini mengakui posisi yang diambil MER-C untuk mempertahankan relawannya di Gaza merupakan posisi yang sulit karena banyak pihak meminta untuk segera mengevakuasi semua relawan, tetapi di sisi lain MER-C ingin membantu WHO memastikan adanya tim medis di Gaza secara bergantian.

Relawan MER-C yang saat ini tinggal di Rafah terdiri dari dokter bedah dan perawat. Jika situasi tidak aman, atau bahkan terus memburuk, tim etape ketiga ini akan tetap berada di kota itu dan membantu merawat warga yang cedera di rumah sakit.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: