1 Warga Agam Ditemukan Lagi, Total Korban Banjir Bandang di Sumbar Jadi 62 Orang

Oleh: Harits Tryan Akhmad
Kamis, 23 Mei 2024 | 12:08 WIB
Banjir di Sumatera Barat. (Foto/BNPB)
Banjir di Sumatera Barat. (Foto/BNPB)

BeritaNasional.com - Petugas SAR gabungan kembali menemukan seorang korban banjir bandang (galado) di Sumatera Barat. Korban ditemukan meninggal dunia pada hari Rabu (22/5/2024).

“Satu orang warga Agam yang sempat dilaporkan hilang pascagalodo melanda wilayah Sumatra Barat (11/5/2024) ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada Rabu (22/5/2024),” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangannya, Kamis (23/5/2024).

Disebutkan Abdul, korban merupakan warga Nagari Galuang, Kabupaten Agam. Kemudian lokasi korban ditemukan oleh tim SAR gabungan di Jorong Taluak, Nagari Kubang Putih atau sekitar tujuh kilometer dari titik awal kejadian di Nagari Galuang.

Lebih jauh, menurut Abdul dengan ditemukannya satu korban jiwa dari banjir bandang di Sumbar ini total 62 orang meninggal dunia dan 10 warga masih dinyatakan hilang.

“Dengan ditemukannya korban ini, maka daftar korban jiwa pascagalodo di wilayah Sumatera Barat berdasarkan catatan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB per Kamis (23/5/2024) pukul 00.01 WIB menjadi 62 orang meninggal dunia dan 10 orang warga Kabupaten Tanah Datar dilaporkan hilang,” jelasnya.

Selain itu, kata Abdul, menindaklanjuti arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo setelah melakukan tinjauan ke lokasi terdampak galodo di Kabupaten Agam pada Selasa (21/5/2024) lalu, tim penanganan darurat bencana banjir lahar hujan Sumatera Barat melaksanakan rapat lanjutan pada Rabu (22/5/2024).

Dalam rapat yang dipimpin oleh Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Fajar Setyawan, terdapat empat hal urgen yang perlu segera dilaksanakan sebagai langkah mitigasi untuk antisipasi risiko potensi bencana serupa di kemudian hari.

“Empat hal tersebut antara lain peledakan batu-batu besar material Gunungapi Marapi, normalisasi daerah aliran sungai, pembangunan sabo dam, dan penguatan Early Warning System,” tuturnya.

“Peledakan batuan material Gunungapi Marapi diperlukan agar jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di hulu, material batuan ini tidak menyumbat alur aliran air,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait pembangunan sabo dam, Presiden Joko Widodo menginstruksikan pembangunan sebanyak 56 sabo dam di beberapa wilayah sungai yang berhulu ke Gunungapi Marapi. 

“Kementerian PUPR merencanakan akan memulai pembangunan sabo dam sebanyak delapan unit pada tahun 2024 ini. Pada tahun 2025 akan dilanjutkan pembangunan sabo dam sebanyak 34 unit dan tahun 2026 sebanyak 14 unit,” tandasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: