Turki dan Spanyol akan Kerja Sama untuk Bahas Perdamaian Palestina-Israel
BeritaNasional.com - Turki dan Spanyol akan terus bekerja sama untuk membantu mewujudkan perdamaian antara Palestina dan Israel. Hal itu disampaikan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
"Perdamaian permanen, pengiriman bantuan tanpa hambatan adalah prioritas kami," kata Erdogan dalam sebuah konferensi pers di Madrid bersama dengan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez.
“Perdana Menteri Sanchez telah memberikan kontribusi besar dalam menggugah kesadaran dunia atas kekejaman di Gaza. Sikap bijaksananya terhadap Gaza dan rakyat Spanyol atas dukungan mereka," tambahnya.
Sementara itu, dilansir dari Antara, Sanchez mengatakan bahwa Turki dan Spanyol memiliki keinginan yang "mendesak dan penting" untuk gencatan senjata dan bantuan kemanusiaan di daerah kantong Palestina tersebut serta untuk pembebasan sandera Israel yang ditawan di sana.
Erdogan juga memuji keputusan terbaru Spanyol untuk mengakui Palestina sebagai sebuah negara, seraya mengatakan hal itu "sangat penting dan harus menjadi contoh bagi negara-negara lain."
"Anggota Dewan Keamanan PBB harus mendukung keputusan gencatan senjata dan memberikan tekanan yang diperlukan terhadap Israel," katanya.
Erdogan juga berterima kasih kepada Madrid atas dukungannya terhadap proses keanggotaan Turki di Uni Eropa.
"Spanyol adalah salah satu sahabat kami yang paling memahami kontribusi Turki terhadap Uni Eropa dan telah mendukung proses keanggotaan kami sejak awal," katanya.
Sementara itu, Sanchez menggarisbawahi bahwa Spanyol dan Turki memiliki komitmen yang "jelas dan teguh" terhadap perdamaian di Ukraina dan Palestina, serta dalam memperkuat tatanan internasional yang berbasis aturan.
Erdogan juga menyinggung tentang perang yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, dengan mengatakan: "Saya menegaskan kepada Perdana Menteri Spanyol Sanchez bahwa perdamaian yang adil, menyeluruh dan permanen di Ukraina bisa terwujud melalui dialog."
Presiden Turki itu juga mengatakan dirinya dan Sanchez membahas "ancaman Islamofobia dan xenofobia yang semakin meningkat di Eropa," dan menyuarakan kekhawatiran yang kian besar atas meningkatnya dukungan untuk partai-partai sayap kanan dalam pemilihan umum Uni Eropa baru-baru ini.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu