Hizbullah Tuding Israel Dalang Meledaknya Sejumlah Pager
BeritaNasional.com - Pager genggam di pinggiran selatan Kota Beirut dan daerah lain di Lebanon diledakkan secara bersamaan dengan menggunakan teknologi canggih. Akibat ledakan pager tersebut puluhan orang luka-luka. Hal ini dilaporkan media Lebanon.
Pager merupakan piranti elektronik yang biasanya digunakan seseorang untuk menerima pesan, dan memberi sinyal kepada pengguna dengan bunyi bip atau getaran.
Seorang intelijen militer dan pejabat dari kelompok Lebanon yang mengetahui situasi tersebut mengatakan, pager-pager yang meledak itu digunakan oleh anggota Hizbullah. Namun seorang pejabat lain mengatakan, serangan teroris itu diyakini merupakan serangan Israel.
Seorang pejabat Hizbullah mengatakan, sedikitnya 150 orang, termasuk anggota kelompok tersebut, di berbagai wilayah Lebanon luka-luka ketika pager yang mereka bawa meledak.
Pejabat tersebut mengatakan, ledakan tersebut merupakan hasil dari operasi teroris yang menargetkan piranti tersebut.
“Israel memang berada di balik insiden keamanan ini,” kata pejabat itu.
Ia mengatakan, pager baru yang dibawa anggota Hizbullah memiliki baterai litium yang tampaknya meledak. Baterai lithium, jika terlalu panas, dapat berasap, meleleh, dan bahkan terbakar.
Associated Press telah menghubungi pihak militer Israel. Namun militer Israel menolak berkomentar.
Insiden ini terjadi saat meningkatnya ketegangan antara Lebanon dan Israel. Kelompok militan Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel telah terlibat bentrokan hampir setiap hari selama lebih dari 11 bulan perang Israel-Hamas di Gaza.
Dikutip dari VOA, bentrokan tersebut telah menewaskan ratusan orang di Lebanon dan puluhan orang di Israel, serta membuat puluhan ribu orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu