147 WNI Bertahan di Beirut, Mahasiswa Khawatir Tak Bisa Selesaikan Studi

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 19 September 2024 | 13:30 WIB
Hizbullah Lebanon-Israel saling serang (Foto/NBC News)
Hizbullah Lebanon-Israel saling serang (Foto/NBC News)

BeritaNasional.com - Sedikitnya 147 warga negara Indonesia (WNI) masih bertahan di Beirut, Lebanon, di tengah meningkatnya ketegangan pasca-ledakan ribuan pager pada Selasa  lalu.

Sebagian WNI yang masih bertahan adalah mahasiswa, yang khawatir mereka tidak lagi dapat kembali ke Lebanon untuk menyelesaikan studinya.

Ilham Akbar, mahasiswa asal Aceh yang sedang menyelesaikan studi pasca sarjana jurusan Ilmu Fiqih Muqaran di Beirut Islamic University di Beirut, Lebanon, mengatakan kepada VOA, ada beberapa pertimbangan yang membuat mereka bertahan di Beirut.

“Sekarang ini kebanyakan mahasiswa Indonesia ada di tahun akhir. Mereka khawatir jika harus dievakuasi, mereka akan susah kembali ke Lebanon untuk melanjutkan studi,” ujar Ilham.

“Kami di sini mendapat izin tinggal yang setiap tahun diperbarui. Jika kita keluar dari Lebanon, kita diberi waktu enam bulan untuk memperpanjang izin tinggal. Tapi jika sudah lebih dari enam bulan, izin tinggal itu hangus, dan untuk masuk kembali harus apply visa," terang Ilham.

Menurutnya, bisa mencapat visa ke Lebanon ini sangat sulit, terutama bagi mahasiswa. "Jadi mereka yang sudah mendapatkan visa, izin tinggal dan identitas lain, mereka bisa dibilang orang-orang yang beruntung. Mereka enggan pulang jika harus kehilangan izin tinggal untuk menyelesaikan studi."

"Jadi bukannya kami tidak takut, tapi jika situasi belum terlalu genting, lebih baik kami bertahan,” tambahnya.

Kuasa Usaha Ad Interim di Beirut, Yosi Aprizal mengatakan, situasi keamanan di Lebanon sebelum serangan Israel yang menewaskan Fuad Shukur pada 30 Juli lalu sebenarnya mulai membaik.

“Memang sesekali terjadi serangan di bagian perbatasan selatan, tetapi di kota Beirut dan sekitarnya kondisi aman,” ujarnya.

Ilham membenarkan hal itu. Ia mengatakan masih dapat kuliah, belanja kebutuhan sehari-hari dan bahkan bersepeda kemana-mana.

Namun serangan itu seakan membangunkan macan tidur karena Hizbullah kemudian melancarkan serangan balasan tanpa henti ke Israel. 

Warga Lebanon, khususnya di Ibu Kota Beirut, baru terhenyak ketika ribuan  pager yang biasa mereka gunakan sebagai alat komunikasi meledak secara serentak hingga menewaskan sedikitnya 12 orang termasuk dua anak-anak. Selain itu juga melukai sekitar 2.800 orang lainnya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: