Ternyata, Rempah Berpengaruh terhadap Perkembangan Tradisi dan Budaya

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 26 September 2024 | 03:35 WIB
Ilustrasi rempah. (Foto/Freepik)
Ilustrasi rempah. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - International Forum on Spice Routes (IFSR) 2024 di hari ke-2 penyelenggaraannya pada Selasa (24/9/2024) mengulas tema mengenai penjelajahan ekspresi adaptasi manusia, yang dikaitkan dengan konsep estetika dan kreativitas harmonisasi melalui budaya.

Kegiatan ini menjadi ajang untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman tentang bias dalam penelitian dan budaya,

Kegiatan yang digelar Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PRMB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Yayasan Negeri Rempah (YNR) di hari ke-2 tersebut dibuka oleh Profesor dari Universitas Khairun Ternate, Maluku Utara, Sundari dan menghadirkan pembicara dari India, yakni Atul Gokhale dan Anjali Bhoite.

Sundari menyampaikan bahwa momentum ini sangat menarik, karena semua mengalami sejarah, budaya, dan cerita dibaliknya.

“Ini menunjukkan, sebagai manusia, kita tidak hanya terhubung oleh budaya, tetapi juga terhubung oleh apa yang kita makan sehari-hari dan konsumsi,” ujarnya.

Atul Gokhale dari Symbiosis School of Culinary Arts dan Nutritional Science, Symbiosis International University India, mengatakan forum ini merupakan salah satu konferensi bergengsi untuk mengidentifikasi akar rempah-rempah yang terus berubah dalam menavigasi transformasi global dan pertukaran antarbudaya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Indonesia dan negara-negara Asia Selatan, khususnya India memiliki peran yang sangat aktif dalam komunitas global untuk membuka akses, menciptakan dialog, membangun, serta mengambil dari yang lama ke yang baru, hubungan berbagai komunitas di tingkat yang sangat lokal, regional dan internasional.

Selanjutnya Atul menyampaikan terkait akar rempah-rempah kuno dan pengaruhnya terhadap masakan India, yang sejalan dengan tema forum yakni, menavigasi transformasi global dan pertukaran antarbudaya dengan jaringan koneksi global, yang tidak hanya membentuk ekonomi dunia tetapi juga budaya dan masakan berbagai negara, khususnya di India.

Menurutnya, melalui perdagangan, migrasi, dan penjelajahan selama berabad-abad, akar rempah-rempah pada dasarnya menjadi jembatan antara Timur dan Barat yang menghubungkan orang, budaya, dan cita rasa. “Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa India adalah titik tumpu bagi semua ini,” ungkapnya.

Menurutnya terdapat pendekatan historis terhadap akar rempah-rempah di mana peran India dalam perdagangan rempah-rempah tidak dapat dilebih-lebihkan. India merupakan produsen utama sekaligus pusat distribusi berkat lokasi geografis dan keragaman rempah-rempahnya.

Pertukaran rempah-rempah antarnegara ini menggambarkan bagaimana rempah-rempah mempengaruhi masakan daerah. Perdagangan rempah-rempah dalam negeri merupakan salah satu bidang yang menambah kekayaan kuliner India.

Pada kesempatan yang sama, Anjali Bhoite dari School of Food Technology MIT ADT, Universitas Pune Maharashtra India membahas penjelajahannya di India terkait makanan. Dikatakannya, pada dasarnya, budaya makanan di India melambangkan persatuan dan keberagaman. Ia menyebutkan tiga faktor utama yang meningkatkan keberagaman makanan yaitu pengaruh geografis, agama, dan pengaruh etnis di India.

Anjali juga menyampaikan bahwa tujuan awal makanan adalah untuk memuaskan rasa lapar dan menumbuhkan tubuh atau individu yang sehat. Jadi, selain menjaga juga membuat makanan kaya akan nutrisi tersebut.

Ia juga menjelaskan mengenai resep tradisional yang dihormati di setiap jenis festival budaya. “Dalam setiap jenis pertemuan di India, makanan adalah alasan utama yang membantu semua jenis komunitas untuk berkumpul. Ini sebagai bagian dari perayaan dari pertemuan, apapun resep tradisionalnya,” terangnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: