Memahami Perubahan Keputihan Selama Kehamilan, Ini yang Perlu Diwaspadai

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 26 Oktober 2024 | 22:30 WIB
Ilustrasi keputihan pada wanita hamil. (Foto/Freepik)
Ilustrasi keputihan pada wanita hamil. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Kehamilan adalah masa yang penuh perubahan, baik secara fisik maupun emosional. Salah satu perubahan yang umum terjadi adalah peningkatan produksi keputihan. 

Keputihan selama kehamilan, yang dikenal juga sebagai leukorrhea, sebenarnya adalah hal normal, dan sering kali menunjukkan bahwa tubuh bekerja untuk melindungi janin dari infeksi.

Namun, penting bagi calon ibu untuk memahami apa yang tergolong normal dan kapan sebaiknya mencari pertolongan medis.

Mengalami perubahan dalam tubuh selama kehamilan adalah hal yang wajar, namun beberapa perubahan kerap menimbulkan kekhawatiran, termasuk perubahan pada keputihan. 

Bagi sebagian calon ibu, meningkatnya keputihan atau perubahan konsistensinya bisa menjadi hal yang membingungkan. 

Padahal, pemahaman mengenai keputihan selama masa kehamilan sangat penting untuk memastikan kesehatan tubuh ibu dan janin tetap terjaga. 

Dilansir dari laman Healthshots, kita akan membahas berbagai jenis keputihan yang umum terjadi selama kehamilan, bagaimana cara mengenali yang normal, dan kapan sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memastikan kondisi tetap aman.

Apa Itu Keputihan Normal Selama Kehamilan?

Keputihan yang normal selama kehamilan biasanya berwarna putih susu atau bening, bertekstur tipis atau sedikit kental, dan tidak memiliki bau yang menyengat. 

Produksi keputihan ini meningkat karena lonjakan hormon estrogen dan meningkatnya aliran darah ke area panggul.

Pada trimester pertama, keputihan mungkin tampak mirip seperti keputihan pada siklus menstruasi biasa, tetapi akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. 

Fungsinya adalah menjaga kebersihan vagina serta melindungi jalan lahir dari infeksi dengan menahan pertumbuhan bakteri jahat.

Jenis-Jenis Keputihan Normal

1. Keputihan Bening atau Putih Susu: Umum ditemukan selama kehamilan dan tidak menimbulkan keluhan.

2. Cair dan Tanpa Bau Menyengat: Biasanya menandakan bahwa tubuh dalam kondisi sehat.

Penyebab Peningkatan Keputihan Selama Kehamilan

Keputihan meningkat selama kehamilan karena adanya perubahan hormon, khususnya estrogen. Aliran darah yang meningkat di area panggul juga menyebabkan kelenjar di dinding vagina memproduksi lebih banyak cairan.

Selain itu, tubuh memproduksi lendir untuk melindungi rahim dan janin dari infeksi eksternal.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputihan

• Perubahan Hormonal: Estrogen memainkan peran penting dalam meningkatkan produksi cairan ini.

• Aliran Darah ke Panggul: Semakin banyak aliran darah, semakin banyak cairan yang dihasilkan.

• Perlindungan Alami: Lendir ini berfungsi sebagai pelindung alami agar bakteri atau infeksi tidak masuk ke rahim.

Tanda-Tanda Keputihan yang Perlu Diwaspadai

Meskipun keputihan sering kali normal, ada beberapa ciri yang harus diwaspadai karena dapat menandakan adanya infeksi atau masalah lainnya. Keputihan yang disertai gejala berikut sebaiknya segera diperiksakan ke tenaga medis:

1. Perubahan Warna Menjadi Kuning atau Hijau: Warna ini dapat mengindikasikan adanya infeksi bakteri atau penyakit menular seksual.

2. Kental dan Menggumpal seperti Keju: Ini sering menjadi gejala infeksi jamur (Candidiasis).

3. Bau Tak Sedap atau Menyengat: Keputihan dengan bau menyengat dapat mengindikasikan infeksi bakteri atau masalah lainnya.

4. Disertai Rasa Gatal, Perih, atau Kemerahan: Jika disertai dengan gejala iritasi, mungkin ada infeksi yang memerlukan penanganan medis.

5. Keputihan Berwarna Cokelat atau Berdarah: Biasanya menandakan perdarahan atau masalah dengan kehamilan.

Jika menemukan tanda-tanda di atas, segera berkonsultasi dengan dokter. Pemeriksaan yang tepat akan membantu mengetahui penyebabnya dan mencegah komplikasi yang lebih serius.

Kapan Harus Mencari Bantuan Medis?

Sebagian besar perubahan keputihan adalah normal dan tidak memerlukan pengobatan. Namun, jika ada tanda-tanda yang mencurigakan, sebaiknya segera periksa ke dokter kandungan atau bidan. 

Mengabaikan tanda-tanda infeksi atau perubahan abnormal dapat meningkatkan risiko infeksi serius yang dapat memengaruhi kesehatan ibu dan janin.

Penting untuk terbuka tentang perubahan yang dialami dan tidak merasa malu untuk mendiskusikan masalah ini dengan tenaga medis. 

Pemeriksaan dini dan perawatan yang tepat dapat membantu menjaga kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan.

Tips Menjaga Kesehatan Vagina Selama Kehamilan

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu menjaga kesehatan vagina dan mencegah infeksi:

• Menjaga Kebersihan: Selalu bersihkan area vagina dengan air hangat, dan hindari penggunaan sabun yang mengandung parfum.

• Gunakan Pakaian Dalam yang Nyaman: Pilih pakaian dalam berbahan katun yang longgar agar area vagina tetap kering dan bebas dari lembap.

• Hindari Penggunaan Pantyliner Berlebihan: Terlalu sering menggunakan pantyliner dapat menyebabkan kelembapan berlebih dan memicu pertumbuhan bakteri.

• Batasi Penggunaan Produk dengan Bahan Kimia: Hindari produk pembersih atau pewangi area kewanitaan karena dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.

Perubahan keputihan selama kehamilan adalah hal yang wajar dan merupakan bagian dari proses alami tubuh dalam melindungi janin. 

Memahami perbedaan antara keputihan normal dan yang memerlukan perhatian medis sangat penting. 

Selalu perhatikan warna, bau, dan tekstur keputihan. Jika ragu atau merasa ada yang tidak biasa, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. 

Kehamilan adalah perjalanan yang unik, dan menjaga kesehatan tubuh, termasuk kesehatan area kewanitaan, akan membantu mendukung perjalanan ini agar tetap aman dan nyaman.

(Nailil Hikmah/Magang)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: