Indonesia Negara Kaya, Prabowo: Rakyat Kita Tidak Boleh Kelaparan

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Senin, 28 Oktober 2024 | 13:05 WIB
Presiden Prabowo Subianto (BeritaNasional/Gerindra)
Presiden Prabowo Subianto (BeritaNasional/Gerindra)

BeritaNasional.com -  Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan program makan bergizi gratis merupakan program yang penting sebab masa depan negara ini bergantung pada anak-anak Indonesia, sebagai generasi penerus bangsa. 

Untuk itu, ia menyebut  seluruh rakyat Indonesia termasuk anak-anak, tidak boleh kelaparan. Hal ini disampaikan Prabowo, Senin (28/10/2024).

“Karena kita negara yang punya kekayaan yang besar, bisa dinikmati, rakyat kita (bisa) makan cukup. Jadi, kalau ada yang tidak mendukung prinsip ini, ya jangan, gak perlu dekat-dekat saya lah. Apalagi ikut pemerintah saya. Saya terang-terangan saja. Bagi saya hal ini prinsip,” tegas Prabowo.

Lebih lanjut Prabowo mengakui jika pihaknya telah melakukan berbagai perhitungan dan mencontohkan bagaimana program yang sama juga telah diimplementasikan di negara lain, salah satunya India.

“Kita sudah hitung. Negara lain sudah jalankan ini cukup lama. India berani, padahal India per kapitanya setengah dari Indonesia. Dia berani dan sudah lakukan ini, saya kira sudah lebih dari 10 tahun,” sambung dia.

Prabowo kemudian menjelaskan, salah satu efek domino yang dapat tercipta dari program makan bergizi gratis ini yaitu meningkatnya penghasilkan masyarakat.

“Para pakar mengatakan, kalau memang kita lakukan (program) itu dan pembelian bahan-bahan berada di daerah, di kabupaten, di kecamatan, di desa-desa, itu menimbulkan suatu dampak bahwa rakyat itu penghasilannya bisa tambah,” jelasnya. 

Ia menegaskan para petani, produsen nantinya mendapat pasar yang terjamin dari program ini. 

"Ada yang beli produk-produk mereka. Tiap hari, kita perlu telur, perlu sayur, perlu ayam, perlu ikan, perlu nasi. Sangat-sangat baik. Berapa uang yang beredar di kabupaten ke bawah, di daerah-daerah, juga di provinsi, tapi beredar di rakyat,” tukasnya. sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: