Jepang Luncurkan Satelit Kayu Pertama Dunia

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 07 November 2024 | 02:30 WIB
Ilustrasi Jepang luncurkan satelit kayu ke ruang angkasa (Foto/Pixabay)
Ilustrasi Jepang luncurkan satelit kayu ke ruang angkasa (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Satelit kayu pertama di dunia, yang dibuat oleh para peneliti Jepang, diluncurkan ke luar angkasa dalam sebuah uji coba awal untuk menggunakan kayu dalam penjelajahan bulan dan Mars.

LignoSat, yang dikembangkan oleh Universitas Kyoto dan perusahaan pembuat rumah Sumitomo Forestry 1911.T, diterbangkan ke Stasiun Luar Angkasa Internasional dalam misi SpaceX, dan kemudian dilepaskan ke orbit sekitar 400 km di atas Bumi.

Satelit LignoSat, yang diberi nama sesuai dengan kata Latin yang berarti “kayu dan seukuran telapak tangan” ini ditugaskan untuk mendemonstrasikan potensi kosmik dari bahan terbarukan ketika manusia mengeksplorasi kehidupan di luar angkasa.

“Dengan kayu, bahan yang dapat kita produksi sendiri, kita akan dapat membangun rumah, tinggal dan bekerja di luar angkasa selamanya,” kata Takao Doi, seorang astronot yang pernah terbang dengan pesawat ulang-alik.

Dengan rencana 50 tahun untuk menanam pohon dan membangun rumah kayu di bulan dan Mars, tim Doi memutuskan untuk mengembangkan satelit kayu bersertifikasi NASA untuk membuktikan bahwa kayu merupakan bahan yang dapat digunakan di luar angkasa.

“Pesawat terbang di awal tahun 1900-an terbuat dari kayu,” kata Profesor Ilmu Kehutanan Universitas Kyoto, Koji Murata. 

“Satelit kayu seharusnya juga bisa dibuat,” tambahnya.

Kayu lebih tahan lama di luar angkasa daripada di Bumi karena tidak ada air atau oksigen yang dapat membusukkan atau membakarnya, tambah Murata.

Satelit kayu juga meminimalkan dampak lingkungan pada akhir masa pakainya, kata para peneliti.

"Satelit yang dinonaktifkan harus masuk kembali ke atmosfer agar tidak menjadi sampah antariksa. Satelit logam konvensional menghasilkan partikel aluminium oksida saat masuk kembali ke atmosfer, tetapi satelit kayu hanya akan terbakar dengan polusi yang lebih sedikit," kata Doi.

“Satelit logam mungkin akan dilarang di masa depan. Jika kami dapat membuktikan bahwa satelit kayu pertama kami berhasil, kami ingin mengajukannya ke SpaceX milik Elon Musk,” tambah Doi dikutip dari VOA.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: