Soal Jabatan Utusan Khusus Presiden Usai Gus Miftah Mundur, Dasco: Boleh Diisi atau Tidak

Oleh: Bachtiarudin Alam
Sabtu, 07 Desember 2024 | 10:43 WIB
Ketua Harian DPP Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. (BeritaNasional/Ahda).
Ketua Harian DPP Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad. (BeritaNasional/Ahda).

BeritaNasional.com - Ketua Harian DPP Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menjelaskan bahwa jabatan Utusan Presiden bisa dikosongkan. Karena posisi tersebut tidak seperti pada jabatan Menteri dalam kabinet.

Penjelasan itu disampaikan Dasco, menanggapi mundurnya Miftah Maulana Habiburrahman atau dikenal Gus Miftah dari posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

“Sehingga posisi itu boleh diisi dan boleh tidak diisi,” kata Dasco kepada wartawan, dikutip Sabtu (7/12/2024).

Sebab, Dasco menjelaskan bahwa utusan khusus presiden itu kan tidak seperti nomenklatur pada kabinet. Di mana, apabila ada pergantian atau berhenti maka posisi penggantinya akan masuk di nomenklatur tersebut.

“Nomenklatur itu kan dibuat karena memang Gus Miftah itu dia mempunyai perhatian yang besar terhadap toleransi umat beragama dan juga banyak keliling daerah dalam rangka,” kata dia.

“Kemudian dia juga banyak melapor soal prasarana keagamaan yang kurang memadai banyak di daerah-daerah. Nah, sehingga kemudian dibuatlah utusan khusus presiden bidang toleransi kerukunan umat beragama dan prasarana keagamaan,” sambungnya.

Respon Presiden Prabowo 

Sementara, Presiden Prabowo Subianto menghormati keputusan Miftah Maulana Habiburrahman (Gus Miftah) yang mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden. Prabowo menyebut sikap tersebut sebagai sikap kesatria.

“Saya sendiri belum lihat langsung, tapi dapat laporan beliau sudah mengundurkan diri, komentar saya, saya kira itu adalah tindakan bertanggung jawab, tindakan kesatria, beliau sadar, beliau salah ucap, beliau bertanggung jawab dan beliau mengundurkan diri, saya kira kita hargai sikap kesatria itu,” ujarnya, Jumat (6/12/2024).

Prabowo mengatakan mengenal Miftah sebagai sosok yang sering bergaul dan memberikan ceramah kepada masyarakat.

“Mungkin bahasa beliau niatnya bukannya jahat, bukan niat menghina, tapi terlepas itu ya salah ya, salah ucap. Beliau sadar beliau salah, beliau mengundurkan diri, saya kira itu jelas,” terangnya. 

Presiden kedelapan ini sempat menyinggung tentang sikap serupa yang sudah sulit ditemukan. Menurutnya orang lebih memilih untuk mempertahankan jabatan dibandingkan bersikap lapang dada mengakui kesalahan lalu bertanggung jawab kemudian mengundurkan diri.

“Jadi kita hargai. Tapi ya beliau sadar beliau salah,” kata Prabowo.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: