Ajukan Pertemuan Mendesak dengan Serbia, Rusia Ingin Bahas Sanksi AS

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Rabu, 15 Januari 2025 | 08:00 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavro (BeritaNasional/instagram)
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavro (BeritaNasional/instagram)

BeritaNasional.com -  Rusia meminta dilakukan pertemuan mendesak dengan Serbia menyusul pemberlakuan sanksi Amerika Serikat terhadap sektor energi negara Balkan tersebut, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, Selasa (14/1/2025).

Melansir Antara, Selasa (14/1/2025) dalam  konferensi pers di Moskow, Lavrov mengatakan, Moskow terus menjaga kontak erat dengan Serbia dan telah meminta konsultasi mendesak terkait situasi sanksi terhadap Industri Minyak Serbia.

“Kami terus berkomunikasi dengan sahabat kami di Serbia, kami telah meminta konsultasi mendesak, dan kami berharap akan segera mendapatkan respons,” tambahnya.

Sebelumnya, Minggu (12/1/2025), dalam sebuah wawancara dengan penyiar Radio dan Televisi Serbia, Koordinator Sanksi AS James O'Brien mengatakan, satu-satunya cara untuk menghindari risiko dalam kemitraan strategis antara Beograd dan Washington adalah dengan mengurangi kepemilikan Gazprom dan Gazprom Neft dari Rusia dalam Industri Minyak Serbia (NIS) hingga nol.

Sebelumnya Presiden Serbia Aleksandar Vucic telah mengonfirmasi, Amerika Serikat akan memberlakukan sanksi penuh terhadap Industri Perminyakan Serbia (NIS), sebuah perusahaan yang sebagian besar dimiliki oleh raksasa energi Rusia Gazprom Neft.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio dan Televisi Serbia (RTS), Vucic membahas kekhawatiran tentang kemungkinan sanksi AS, dan mengonfirmasi bahwa sanksi tersebut diperkirakan akan berlaku pada pertengahan Januari.

Menurut dia, sanksi tersebut tidak terkait dengan aktivitas militer atau masalah keuangan Rusia, tetapi tampaknya ditujukan untuk menekan Serbia agar lebih sejalan dengan kebijakan AS.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: