Prabowo: Ciri Khas Negara Gagal Adalah Tentara dan Polisi yang Gagal

Oleh: Lydia Fransisca
Kamis, 30 Januari 2025 | 17:41 WIB
Presiden Prabowo Subianto (BeritaNasional/istana)
Presiden Prabowo Subianto (BeritaNasional/istana)

BeritaNasional.com -  


Presiden Prabowo Subianto mengatakan, tentara dan polisi yang tidak bekerja dengan baik merupakan ciri suatu negara gagal.

Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam acara Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Tahun 2025 di Jakarta Selatan, Kamis (30/1/2025).

"Biasanya ciri khas negara yang gagal adalah tentara dan polisi yang gagal," kata Prabowo dalam sambutannya.

Prabowo menekankan tentara dan polisi memiliki kekuasaan khusus, yakni bisa menggunakan senjata. Oleh karena itu seluruh masyarakat bergantung kepada Polri-TNI.

"Tentara dan polisi adalah bagian dari suatu negara, yang memiliki suatu kekuasaan khusus, tentara dan polisi diberi kekuasaan oleh negara untuk memegang monopoli fisik, monopoli senjata," tegasnya.

Secara blak-blakan Presiden kedelapan ini mengatakan  masyarakat memang menggantungkan kepercayaannya namun masyarakat juga yang menggaji Polri-TNI. Ia berharap dua instansi ini bisa mengabdi kepada negara dengan tulus.

"Kekuasaan ini sangat besar, rakyat yang mempercayakan kepercayaan ini kepada saudara-saudara sekalian. Rakyat yang menggaji saudara, rakyat yang melengkapi saudara dari ujung kaki sampai ke ujung kepala, rakyat yang memberi makan kepada tentara dan polisi, dan rakyat memberi kuasa kepada tentara dan polisi untuk memegang monopoli senjata," tegasnya.

Prabowo kemudian menjabarkan dengan kepercayaan besar yang diemban polri dan TNI maka pengabdian yang tinggi dan kesetiaan terhadap negara dan rakyat menjadi harga mati.

"Dengan kepercayaan demikian besar, dengan menyerahkan kekuasaan ke saudara-saudara diharapkan, dituntut dari saudara-saudara pengabdian yang setinggi-tingginya. Diberi kekuasaan ke saudara artinya rakyat kita menuntut dari saudara-saudara dedikasi yang sangat tinggi, pengorbanan yang sangat tinggi," lanjutnya.

Lebih lanjut, mantan menteri pertahanan (Menhan) ini meminta kepada aparat penegak hukum ini untuk rela berkorban bagi rakyat karena rakyat sudah memberikan mandat dan kepercayaan kepada mereka.

"Kalau saudara-saudara berani memakai pangkat jenderal artinya saudara harus yang pertama berani memberi nyawa saudara untuk kepentingan bangsa dan negara. Itu arti pangkat yang diberikan," pungkasnya.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: