Gerindra Sebut Prabowo Serahkan Ketum KIM Putuskan Ikut Koalisi Permanen atau Tidak

Oleh: Ahda Bayhaqi
Selasa, 18 Februari 2025 | 15:03 WIB
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani (Beritanasional/Elvis)
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani (Beritanasional/Elvis)

BeritaNasional.com - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, wacana koalisi permanen merupakan gagasan untuk menciptakan kepastian politik kelanjutan pembangunan pemerintah pada pemerintahan yang akan datang. Oleh karena itu, Presiden Prabowo Subianto menawarkan koalisi permanen kepada para ketua umum partai Koalisi Indonesia Maju.

"Gagasan itu dilontarkan juga oleh Presiden Prabowo ketika bersilaturahmi dengan Koalisi Indonesia Maju di padepokan Garuda Yaksa sebagai sebuah gagasan, maksudnya adalah agar ada kepastian politik dan kontinuitas pembangunan dalam pemerintah melaksanakan kebijakan-kebijakan itu, karena itu Presiden melontarkan ini tentu saja lontaran ini ditawarkan kepada koalisi termasuk kepada para ketua umum," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Namun, Prabowo menyerahkan kepada ketua umum partai di KIM apakah akan menerima tawaran tersebut. Sampai saat ini belum ada pembicaraan yang kongkrit terhadap gagasan koalisi permanen.

"Selanjutnya tentu saja gagasan itu terserah kepada bagaimana para pimpinan partai politik itu menyikapi dan mengambil keputusan atas hal tersebut, namun sampai hari ini belum ada pembicaraan yang bersifat implementatif dari gagasan itu," kata Muzani.

"Tapi sebagai sebuah gagasan itu adalah gagasan yang bagus, gagasan yang genuine, yang diharapkan bisa menciptakan stabilitas politik dan stabilitas bagi pemerintahan yang akan datang," jelas ketua MPR ini.

Wacana koalisi permanen tidak hanya diusulkan pada era Presiden Prabowo. Menurut Muzani, gagasan ini biasa ada di setiap pemerintahan.

"Gagasan itu bukan hanya gagasan sekarang, tapi dalam setiap kali masa kepresidenan wacana dan pemikiran itu mengemuka karena dirasakan perlu ada sebuah kerjasama politik yang lebih mantap, yang lebih berjangka panjang," katanya.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: