Masa Prapaskah 2025, Ini Tata Cara Puasa dan Pantangannya

BeritaNasional.com - Pada Rabu (5/3/2025), umat Katolik memasuki masa Prapaskah selama 40 hari. Masa ini menjadi persiapan menjelang peringatan Jumat Agung, hari penyaliban, dan wafatnya Yesus Kristus.
Masa Prapaskah menjadi momen bagi umat Katolik untuk mempersiapkan diri menyambut Paskah dengan cara beroda, pertobatan, amal kasih, hidup sederhana, dan penyangkalan diri.
Misa Rabu Abu
Prapaskah diawali dengan Misa Rabu Abu yang ditandai dengan proses penerimaan abu di Gereja. Abu yang digunakan berasal dari pembakaran daun palma yang sudah diberkati pada Minggu Palma tahun sebelumnya. Abu akan dioleskan di dahi setiap umat sebagai simbol pertobatan.
Tata Cara Puasa dan Pantangannya
1. Hari puasa dilaksanakan pada Rabu Abu (5/3/2025) dan Jumat Agung (18/4/2025).
2. Hari pantang dilakukan pada Rabu Abu dan setiap Jumat selama masa Prapaskah hingga Jumat Agung.
3. Umat Katolik adalah makan hanya satu kali dalam sehari pada Rabu Abu dan Jumat Agung.
4. Umat Katolik dianjurkan untuk tidak mengonsumsi daging atau makanan favorit pada Rabu Abu dan setiap Jumat selama masa Prapaskah sesuai dengan tradisi Gereja.
5. Waktu dalam melakukan pantangan, wajib dilakukan setiap Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu bertepatan dengan hari pesta wajib.
6. Usia wajib berpantangan adalah yang telah berusia 14 tahun ke atas
Selain hal-hal di atas, umat Katolik dianjurkan untuk menggunakan masa Prapaskah sebagai waktu pembinaan rohani dan pertobatan.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara:
- Setiap orang, keluarga, dan komunitas menentukan bentuk mati raga (pantang dan puasa) yang lebih bermakna dan sesuai dengan jenjang usia.
- Setiap keluarga dan komunitas dapat pantangan atau hari-hari lain yang ditentukan, bisa melakukan pantangan makan makan nasi atau menggantinya dengan bahan makanan lokal sebagai bentuk solidaritas.
- Saat masa Prapaskah, secara pribadi ataupun bersama dalam keluarga dan komunitas biara/pastoran/seminari menentukan bentuk pertobatan dan silih yang berdaya ubah.
- Setiap orang, keluarga, dan komunitas melakukan aksi amal kasih bagi sesama yang membutuhkan
- Setiap orang, keluarga, dan komunitas bisa meningkatkan ibadah dan latihan rohani, antara lain membaca dan merenungkan Kitab Suci, mengikuti APP, rekoleksi, retret, ibadat jalan salib, pengakuan dosa, meditasi, dan adorasi.
(Red/Nadira Lathiifah)
8 bulan yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 12 jam yang lalu
PERISTIWA | 19 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu