Dorong Pergerakan Ekonomi Jelang Idul Fitri 2025, Pemerintah Siapkan Berbagai Kebijakan untuk Masyarakat

BeritaNasional.com - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi 2025, khususnya di kuartal pertama, dengan meningkatkan demand dan supply dalam mendukung pergerakan ekonomi saat Lebaran.
"Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2025, Pemerintah mendorong peningkatan demand dan supply dalam mendukung pergerakan ekonomi saat libur Lebaran," ujar Menko Airlangga di Jakarta pada Jumat (14/3/2025).
Airlangga mengatakan, menjelang Hari Raya Idul Fitri, pemerintah telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk mendukung aktivitas ekonomi.
Beberapa program yang diluncurkan antara lain program pariwisata selama periode Lebaran yang diperkirakan akan mencatat 122,1 juta perjalanan wisatawan, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 6% untuk tiket transportasi, serta diskon tarif tol 20% untuk perjalanan jarak jauh di beberapa ruas tol pada H-7 hingga H-4 Idul Fitri serta H+7 hingga H+8 Idul Fitri.
Selain itu, pemerintah juga mempercepat program kendaraan bermotor listrik dengan memberikan bantuan sebesar Rp7 juta per unit untuk pembelian sepeda motor listrik.
Kebijakan lainnya mencakup pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan bagi pekerja dan buruh, serta Bonus Hari Raya Keagamaan bagi pengemudi dan kurir layanan transportasi berbasis aplikasi yang harus dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum Idul Fitri.
Selain itu, penyaluran THR untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) di tingkat pusat dan daerah serta pensiunan akan dilakukan dua minggu sebelum Lebaran.
Pemerintah juga menggelar program belanja nasional, seperti Friday Mubarak pada 28 Februari–28 Maret 2025 dengan target transaksi Rp 75-Rp 77 triliun, BINA Lebaran pada 14–30 Maret 2025 dengan target Rp 30 triliun, serta kampanye belanja online Ramadan melalui berbagai platform e-commerce.
Selain menyiapkan berbagai kebijakan untuk menjaga stabilitas ekonomi, Pemerintah juga terus memantau perkembangan dinamika global, termasuk kebijakan ekonomi baru di Amerika Serikat yang berkaitan dengan tarif.
Meskipun beberapa negara menghadapi risiko resesi yang meningkat, Indonesia masih berada dalam posisi yang stabil.
Berdasarkan data Bloomberg pada Februari 2025, probabilitas resesi Indonesia tercatat kurang dari 5%, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Meksiko (38%), Kanada (35%), dan Amerika Serikat (25%).
"Namun, dengan fondasi ekonomi nasional yang solid, diversifikasi mitra dagang, serta hilirisasi yang terus diperkuat, Indonesia berpeluang besar menjaga stabilitas dan daya saingnya di tengah gejolak ini. Tentu diperlukan komitmen dan sinergi dari semua pihak untuk bekerja bersama dalam terus membangun fundamental ekonomi yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan," tandasnya.
9 bulan yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 17 jam yang lalu