Inilah 3 Ritual Sakral untuk Sambut Nyepi

BeritaNasional.com - Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi yang dirayakan setiap pergantian Tahun Saka merupakan momen yang sakral dan penuh makna.
Pulau Bali yang dikenal sebagai jantung perayaan Nyepi di Indonesia menawarkan sebuah perspektif unik tentang tradisi ini.
Di balik keheningan total yang meliputi pulau dewata selama Nyepi, tersembunyi rangkaian upacara adat yang kaya dan mendalam, terutama yang dilaksanakan sebelum hari suci tersebut tiba. Mari kita telaah tiga upacara utama yang mengawali khidmatnya Hari Nyepi di Bali.
1. Melasti: Penyucian Diri di Tepi Samudra
Ritual pertama yang menandai dimulainya rangkaian perayaan Nyepi adalah Melasti. Upacara ini memiliki esensi spiritual yang mendalam, yaitu penyucian diri secara lahir dan batin sebelum memasuki Hari Nyepi.
Biasanya, Melasti dilaksanakan tiga atau empat hari sebelum Nyepi. Lokasi pelaksanaan ritual ini umumnya dipilih di pura-pura yang memiliki kedekatan dengan laut.
Bagi masyarakat Bali, laut dianggap sebagai sumber air suci yang memiliki kekuatan untuk membersihkan segala kotoran dan energi negatif.
Dalam upacara Melasti, berbagai pratima (arca suci) dan perlengkapan upacara dari pura-pura di seluruh Bali diarak menuju laut untuk disucikan.
Prosesi ini menjadi pemandangan yang khusyuk dan memukau, memperlihatkan betapa pentingnya kesucian dalam menyambut Hari Nyepi.
2. Tawur Kesanga: Keseimbangan Alam Semesta dan Pemusnahan Kejahatan
Setelah ritual penyucian diri melalui Melasti, rangkaian perayaan Nyepi dilanjutkan dengan Tawur Kesanga atau yang juga dikenal dengan Mecaru.
Tradisi ini biasanya dilaksanakan tepat satu hari sebelum Hari Nyepi. Tawur Kesanga memiliki makna sebagai upacara persembahan dan penyucian di tingkat desa, kecamatan, hingga provinsi.
Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan kembali hubungan antara manusia, alam, dan Sang Pencipta, serta mengusir roh-roh jahat yang dapat mengganggu ketenteraman.
Salah satu ciri khas Tawur Kesanga yang paling menarik perhatian adalah pawai ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan patung-patung raksasa yang dibuat secara kreatif dan menggambarkan berbagai sosok mitologis, seringkali dengan wujud yang menyeramkan.
Bagi masyarakat Hindu Bali, ogoh-ogoh melambangkan sifat-sifat buruk dan energi negatif yang ada dalam diri manusia dan lingkungan sekitar.
Pada sore hari menjelang Nyepi, ogoh-ogoh diarak keliling desa dengan iringan musik gamelan yang riuh.
Puncak dari tradisi ini adalah pembakaran ogoh-ogoh, yang melambangkan pemusnahan sifat-sifat buruk tersebut agar dapat memasuki Hari Nyepi dengan hati dan pikiran yang bersih.
3. Ngembak Geni: Membuka Lembaran Baru dengan Kebersamaan
Rangkaian perayaan Nyepi tidak berakhir dengan keheningan total di hari suci itu sendiri. Sehari setelah Nyepi, umat Hindu di Bali merayakan Ngembak Geni.
Jika Nyepi adalah waktu untuk introspeksi dan mendekatkan diri kepada Tuhan dalam kesunyian, maka Ngembak Geni adalah momen untuk kembali berinteraksi sosial dengan semangat yang baru.
Pada hari ini, masyarakat Bali saling berkunjung ke rumah sanak saudara dan tetangga untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan, sebuah tradisi yang dikenal sebagai dharma shanti.
Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan mewarnai Ngembak Geni, menandakan dimulainya lembaran baru dengan hati yang bersih dan hubungan yang harmonis.
Menariknya, di beberapa daerah di Bali, terutama setelah tradisi Ngembak Geni, para pemuda juga menggelar tradisi unik bernama omed-omedan.
Festival saling mencium ini dilakukan dengan tujuan untuk mempererat tali persaudaraan dan keakraban antar sesama umat Hindu.
Dengan memahami ketiga upacara utama ini, kita dapat melihat bahwa perayaan Nyepi di Bali bukan hanya tentang keheningan semata, tetapi juga tentang serangkaian persiapan spiritual dan sosial yang mendalam.
Melalui Melasti, Tawur Kesanga, dan Ngembak Geni, umat Hindu di Bali membersihkan diri, menyeimbangkan alam semesta, dan mempererat tali persaudaraan, sehingga Hari Nyepi dapat dijalankan dengan khidmat dan membawa berkah bagi kehidupan.
9 bulan yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 16 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu